jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pemuda dan olahraga melalui Deputi Pengembangan Pemuda akan terus mendorong peran serta pemuda dalam pembangunan bangsa yang bermartabat.
Ini dilakukan agar sesuai dengan visi misi Pemerintah Jokowi. Salah satu bentuk implementasinya adalah program Pemuda mandiri Membangun Desa (PMMD).
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Anggap Revolusi Mental Jokowi Konyol
Deputi Pengembangan Pemuda Asrorun Ni’am menjelaskan PMMD merupakan program prioritas Kemenpora.
Hal ini didasarkan pada peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 20 tahun 2017 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pemuda Mandiri Membangun Desa.
BACA JUGA: Berdiskusi di Seknas Prabowo, Soroti Gaya Komunikasi Jokowi
Program ini adalah bagian dari gerakan revolusi mental di kalangan pemuda dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa melalui kepeloporan pemuda di perdesaan.
Ni’am menegaskan bahwa pemuda harus hadir sebagai agen perubahan. Menurutnya, pemuda fitrahnya adalah cenderung melakukan perubahan.
BACA JUGA: Surakarta Jadi Contoh Implementasi Gerakan Revolusi Mental
“Kehadiran pemuda dimanapun mempunyai dampak terhadap perbaikan masyarakat. Salah satu kontribusi nyata dalam kehidupan di wilayah masing-masing. Masalah bangsa adalah masalah kita, maka kitalah yang harus menjawab dan memberi solusi,” tegas Niam.
PMMD sudah berjalan mulai dari 2017 dan merupakan pengembangan dari Program Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3) yang telah dilaksanakan sejak 1989 sampai dengan 2016.
Pada 2009 sampai dengan 2014 PSP3 telah merekrut dan menugaskan 4.048 pemuda ke 33 provinsi, 350 Kabupaten, 859 kecamatan dan 2.179 desa.
Sama seperti program PSP3, PMMD menyasar para pemuda yang memiliki karakter kemandirian, jiwa kepeloporan dan kesukarelawan.
Nantinya para pemuda didorong membangun kemandirian dengan hasil karya, produksi yang menunjukkan kemampuan desa memenuhi kebutuhannya agar menjadi desa yang kuat dan maju.
Dengan demikian para pemuda akan terbangun pola pikir untuk tidak bergantung kepada lahan pekerjaan yang disiapkan oleh orang lain.
Apa lagi bergantung pada lahan pekerjaan yang disiapkan oleh pemerintah. Pemuda diharapkan telah mampu menciptakan lahan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain.
Ni’am juga berharap bonus demografi 2030 bisa dimanfaatkan secara maksimal. “Kepemudaan menjadi prioritas ke depan tidak hany para pemuda di desa tapi juga diperkotaan” sambungnya.
Menurut data yang dirilis Asisten Deputi Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda, pada 2018 seleksi PMMD dilakukan di 10 provinsi.
Yaitu Aceh, Sumut, banten, DKI Jakarta, Kalbar, NTT, Sulsel, Maluku, Maluku Utara dan Papua dengan setiap propinsi memiliki kuota masing-masing.
Sedangkan hasil dari proses seleksi pada 2018 berhasil menjaring 1.000 pemuda dengan rincian 800 orang merupakan peserta baru dan 200 orang merupakan peserta terpilih dari program sebelumnya.
Deputi pengembangan pemuda manargetkan tiap tahunnya 1.000 – 1.500 pemuda yang mengikuti program PMMD.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duta Genre, Pelopor Gerakan Revolusi Mental Generasi Muda
Redaktur & Reporter : Natalia