Sering Disebut Dalam Kasus Kecelakaan Sriwijaya Air, Apa Itu Antemortem dan Postmortem?

Senin, 11 Januari 2021 – 13:13 WIB
Sriwijaya Air. Foto Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang terjadi pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB saat ini tengah menjadi sorotan publik.

Pemerintah pun langsung bergerak cepat. Personel gabungan dikerahkan untuk mencari dan mengevakuasi puing pesawat serta korban di titik jatuhnya pesawat di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pencarian Penumpang Sriwijaya Air, FPI Akan Temui Rizieq, Santunan dari Jasa Raharja

Dalam insiden nahas tersebut, kata antemortem dan postmortem kerap kali disebut dalam pemberitaan media massa maupun keterangan dari Tim Disaster Victim Identification (DVI).

Apa itu antemortem dan postmortem? Baik antemortem dan postmortem, keduanya merupakan unsur yang sangat penting dalam proses identifikasi jenazah yang sudah tidak terbentuk atau hanya tersisa body part (bagian tubuh).

BACA JUGA: Penjelasan DVI Polri soal 16 Kantong Jenazah dan 3 Properti terkait Sriwijaya Air SJ182

Antemortem ialah data fisik, umum maupun rekam medis korban sebelum meninggal dunia. Seperti, warna kulit, warna dan jenis rambut, golongan darah, kepemilikam tato, dan lainnya. Data tersebut biasanya diketahui oleh pihak keluarga korban.

Sementara data umum, seperti nama, umur, tinggi badan, berat badan, baju, akesoris yang terakhir dipakai korban.

BACA JUGA: Cerita Saksi Mata Detik-detik Sriwijaya Air SJ182 Menghujam ke Laut, Bikin Merinding

Adapun postmortem ialah kondisi fisik korban setelah ditemukan meninggal dunia.

"Pengumpulan data postmortem yaitu data-data fisik yang didapat melalui personal identification oleh Tim DVI setelah korban meninggal dunia data-data twersebut antara lain, ciri-ciri korban secara spesifik, konstruksi gigi geligi dan sebagainya," kata Karo Penmas Polri Brigjen Rusdi Hartono, Senin (11/1).

Setelah data antemortem dan postmortem terkumpul. Tim DVI akan melakukan penyocokan kedua data tersebut.

"Tim forensik dari DVI akan melakukan penyocokan antara data antemortem dan postmortem. Ketika ditemukan kecocokan antara dua data tersebut maka status korban dinyatakan teridentifikasi," ujar Rusdi.

Sebagai informasi, pesawat itu membawa penumpang 46 dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi, pilot-kopilot, satu petugas keselamatan penerbangan dan tiga awak kabin. 

Sejauh ini, Tim DVI telah menerima 16 kantong jenazah berisi potongan bagian tubuh korban dan tiga kantor berisi properti korban. (cr1/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler