jpnn.com - Tanpa disadari, melihat orang lain menguap karena mengantuk kadang-kadang bisa memancing untuk ikut-ikutan menguap. Fenomena ini masih menyimpan misteri, penyebab pastinya terus ditelusuri oleh para ilmuwan hingga saat ini.
Yang jelas, ilmuwan mengklaim menguap karena ketularan berbeda dengan menguap secara spontan. Penyebabnya bukan karena letih atau merasa bosan. Penelitian terdahulu mengaitkannya dengan empati, semacam menunjukkan sikap ikut merasakan rasa kantuk yang menyerang orang lain.
BACA JUGA: Apakah Pria Perlu Gunakan Deodoran?
Dalam penelitian terbaru, para ilmuwan dari Duke University membantah teori tersebut. Mengantuk akibat ketularan tidak berhubungan dengan empati, rasa letih maupun level energi. Justru, para ilmuwan mengaitkannya dengan faktor usia. Makin muda, makin mudah ketularan menguap.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE tersebut melibatkan 328 partisipan sehat. Selama 3 menit, mereka diminta menonton video yang menampilkan orang menguap. Ada yang tetap tidak menguap, namun ada pula yang ikut-ikutan menguap hingga 15 kali.
BACA JUGA: Autisme pada Adik Meningkat 7 Kali Lipat
Usia menjadi faktor utama yang paling berpengaruh dalam pengamatan tersebut. Makin tua usianya, makin jarang ketularan menguap. Perbedaannya memang hanya sekitar 8 persen, namun temuan ini tidak menemukan hubungannya dengan empati seperti dalam penelitian terdahulu.
"Kurangnya hubungan antara ketularan menguap dengan empati dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hal itu tidak sesederhana soal kapasitas empati," kata peneliti, Elizabeth Cirulli, seperti dilansir laman Science Daily, Kamis (27/3).
BACA JUGA: Ikan Cod Bisa Awetkan Stok Darah
Temuan lain yang terungkap adalah bahwa penyandang autisme dan schizophrenia lebih jarang ketularan menguap. Oleh karena itu, para ilmuwan akan terus mempelajarinya untuk meningkatkan pemahaman tentang kedua gangguan tersebut. (fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 7 Area Gym yang Jadi Sarang Kuman dan Bakteri
Redaktur : Tim Redaksi