jpnn.com - Mengonsumsi makanan yang tidak sehat serta kebiasaan malas gerak merupakan beberapa faktor yang turut memengaruhi kejadian kolesterol tinggi. Di balik itu, tahukah Anda bahwa sering marah juga bisa berujung pada keadaan berbahaya tersebut?
Penelitian terbaru mengatakan bahwa sering marah merupakan salah satu tindakan yang dapat menyeret seseorang pada kejadian kolesterol tinggi. Mengapa ini bisa terjadi?
BACA JUGA: 4 Kiat Mengatur Pola Makan Usai Lebaran
Mengenal kolesterol
Terdapat dua macam lipoprotein yang mengangkut kolesterol di dalam tubuh, yaitu yaitu Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL).
BACA JUGA: Ratusan Penumpang Kapal Emosi, Geruduk Ruang Nakhoda
? Low Density Lipoprotein (LDL)
Ini adalah kolesterol jahat yang dapat menyebabkan penumpukan kolesterol di pembuluh darah Anda. Peristiwa tersebut dapat menyebabkan beberapa penyakit yang dapat berakibat fatal bagi tubuh, seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.
BACA JUGA: Kebiasaan Makan Ini Meningkatkan Risiko Stroke
? High Density Lipoprotein (HDL)
Ini adalah kolesterol baik yang memproses sejumlah kolesterol jahat ke hati untuk dikeluarkan oleh tubuh. Kadar HDL yang tinggi kerap dihubungkan dengan peningkatan fungsi tubuh dalam hal melawan peradangan. Ini berarti, kadar HDL yang tinggi dapat memperkecil risiko serangan jantung dan penyakit pembuluh darah lainnya.
Secara umum, kolesterol sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh untuk membuat hormon, vitamin D, dan membantu proses pencernaan makanan. Namun, jika kadarnya berlebihan dalam tubuh, kolesterol, khususnya LDL, dapat menyebabkan penyakit darah tinggi (hipertensi), diabetes, jantung, stroke, bahkan kematian mendadak.
Kolesterol tinggi dan sering marah
Studi dari Ohio State University membandingkan kadar kolesterol dengan respons orang dalam menghadapi masalah. Para ahli menemukan bahwa orang yang merespons masalah dengan kaku dan marah-marah memiliki kadar kolesterol jahat yang lebih tinggi. Tak sekadar itu, peneliti juga menyebutkan bahwa orang yang menahan amarahnya rentan memiliki kadar kolesterol jahat yang tinggi.
Terkait hal itu, para ahli menyebutkan bahwa tubuh akan melepaskan lemak dari jaringan ke dalam peredaran darah ketika amarah memuncak. Pelepasan lemak ini adalah sumber energi yang merupakan respons kelangsungan hidup tubuh “fight or flight” terhadap bahaya. Peristiwa ini adalah sikap alami tubuh yang tidak bisa dikendalikan.
Marah-marah juga diketahui sebagai peristiwa yang membebani pikiran alias memicu stres. Dalam hal ini, sebuah studi menemukan bahwa orang yang stres memiliki kadar kolesterol yang tidak normal, kolesterol baik rendah dan kolesterol jahat tinggi.
Para ahli pun mengatakan bahwa stres dapat berujung pada pola makan yang kurang terstruktur, sehingga berat badan berlebih kerap tak bisa dihindari. Akibatnya, risiko terhadap kolesterol tinggi menjadi lebih tinggi lagi.
Lebih lanjut, tubuh juga mengeluarkan hormon kortisol dan adrenalin saat stres melanda. Kedua hormon tersebut bisa memicu peningkatan kadar kolesterol jahat dan trigliserida, yang merupakan penyebab dari penyakit mematikan seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.
Karena itu, Anda sebaiknya lebih waspada dan hati-hati. Usahakan untuk selalu bersikap relaks dan gunakan kepala dingin dalam menghadapi masalah. Jangan lupa, terapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang serta berolahraga secara rutin dan teratur.(NB/RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puasa Bisa Turunkan Kolesterol Tinggi?
Redaktur & Reporter : Yessy