Sering Memaki Ibu, Gantung Diri Tak Mati

Senin, 22 Desember 2014 – 02:15 WIB

jpnn.com - MEDAN - Diduga sakaw karena tidak punya duit untuk membeli sabu, seorang pecandu bernama Hatopan alias Topan (30) nekat gantung diri di kamar rumahnya dengan menggunakan tali tambang warna hijau tua, Minggu (21/12) pagi. Untuk memuluskan niatnya mengakhiri hidup, pria ini sengaja mengunci kamarnya dari dalam. Sialnya, saat masih sekarat, warga mendobrak pintu lalu memotong tali gantungannya.

 Pupusnya keinginan Topan mengakhiri hidup bermula dari kecurigaan adiknya, Wani (19). Pagi itu, sang adik melihatnya buru-buru masuk kamar sambil memegang tali tambang.
 
“Aku curiga karena waktu masuk kamar, abang nampak gelisah sambil memegang tali. Selain itu, abang menutup pintu kamarnya dengan sangat kuat,” ujar Wani.
 
Ingin tahu apa yang terjadi, Wani pun bergegas menuju kamar Topan. Namun keingintahuannya terhadang pintu kamar yang terkunci. "Bang, buka pintunya bang. Abang ngapain, kok dikunci pintu," tanya Wani sambil terus mengetuk pintu.
 
Karena tak kunjung ada jawaban, perempuan berambut panjang ini langsung memanggil pamannya. Mendengar laporan Wani, sang paman bersama 4 warga Jalan Murai 13, Perumnas Mandala, Kec. Percut Seituan, lainnya langsung bergegas.
 
Setibanya di depan kamar, mereka kembali memanggil Topan dan meminta agar membuka pintu. Tapi Topan lagi-lagi tidak menjawab. Cemas, pintu pun dibuka paksa dengan cara mendobrak.
 
Begitu pintu terbuka, Topan kala itu tidak memakai baju terlihat sudah tergantung. Matanya melotot. Melihat kakinya masih bergerak, warga buru-buru mendirikan kursi plastik yang berada tepat di bawah Topan.
 
Langkah berikutnya, warga memotong tali dengan menggunakan pisau belati. Topan pun jatuh dengan nafas terengah-engah lalu tak sadarkan diri. Guna menyelamatkan nyawanya, pria ini dilarikan ke RS Muhamadiyah. Tapi karena kondisinya parah, pihak rumah sakit merujuknya ke RSU Pirngadi.
 
Menurut tetangga korban bernama Nanda, pria berusia 30 tahun itu diduga kuat nekat bunuh diri karena sakaw. Pasalnya, sehari sebelumnya, Topan sempat minta uang kepada ibunya, tapi tidak diberi. “Mamaknya takut ngasih. Karena kalau dikasih pasti dibelikan sabu,” ujarnya.
 
Kelakuan korban yang suka nyabu serta kerap membuat ibunya sakit hati, membuat sebagian warga tidak menyukainya. Tak heran, banyak yang berpikiran kalau tidak tewasnya Topan, dianggap sebagai hukuman dari Yang Maha Kuasa. "Kok nggak mati aja sekalian! Kasian mamaknya lah. Jadi beban aja anak itu," ketus warga. (mri/ind/ras/mas)

BACA JUGA: Banjir di Aceh Meluas

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri Tetapkan DPRA Hanya Punya 1 Ketua dan 3 Wakil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler