jpnn.com - Beberapa hari lalu, di Amerika Serikat (AS) baru saja dilaporkan terjadinya kasus kematian pertama yang diduga terkait dengan kebiasaan mengisap vape. Hal ini cukup bertolak belakang dengan klaim yang menyatakan bahwa vape bisa menjadi alternatif lebih sehat dibanding rokok biasa.
Pernyataan tentang amannya vape membuat penggunaan vape atau rokok elektronik meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Lalu, apakah vape memang bisa mengakibatkan kematian seperti rokok?
BACA JUGA: Banyak Informasi Salah tentang Produk Bebas Asap
Kasus tersebut terjadi di negara bagian Illinois, AS. Dinas Kesehatan setempat mengumumkan jika salah satu pasiennya meninggal dunia akibat penyakit paru yang dideritanya. Kondisi itu diduga dipicu kebiasaannya menghisap vape.
"Kami menerima laporan tentang kematian seorang pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit karena penyakit pernapasan yang sulit dijelaskan, setelah penggunaan vape atau rokok eletronik," jelas dr. Jennifer Hayden, kepala petugas medis Departemen Kesehatan Illinois, seperti dikutip dari WebMD.
BACA JUGA: Ini yang Terjadi pada Kualitas Sperma Jika Anda Merokok
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga melaporkan bahwa setidaknya terdapat 193 kasus di 22 negara bagian yang diduga merupakan penyakit paru akibat menghisap vape.
Benarkah vape berisiko menyebabkan kematian?
Setelah membaca kasus di atas, Anda yang memiliki kebiasaan mengisap vape sepertinya harus mempertimbangkan lagi anggapan bahwa vape merupakan alternatif yang lebih sehat dibanding rokok biasa. Sebab, kandungan vape tidak terlepas dari berbagai zat kimia berbahaya yang juga bisa mengancam kesehatan tubuh.
BACA JUGA: Amerika Selidiki Kaitan Penyakit Paru-Paru Baru dengan Rokok Elektrik
Menurut dr. Alvin Nursalim, Sp.PD dari KlikDokter, awalnya memang banyak yang mengatakan jika vape aman untuk diisap. Namun, ternyata aerosol atau uap dari vape juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Hal tersebut akibat kandungan beberapa logam berat di dalamnya yang dapat menyebabkan berbagai penyakit paru, seperti inflamasi atau peradangan paru yang dalam jangka panjang bisa menimbulkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
"Selain itu, jika kondisi paru rusak akibat vape, maka paru pun akan rentan terhadap infeksi. Infeksi paru yang berat bisa saja menyebabkan kematian, namun tentunya membutuhkan proses dan tidak terjadi dengan cepat," jelas dr. Alvin.
Selain itu, menurut dr. Andika Widyatama dari KlikDokter, vape juga bisa menyebabkan kecanduan, penyakit jantung, serta munculnya sel kanker. Asap vape juga membahayakan orang di sekitar layaknya asap rokok membahayakan para perokok pasif.
Khusus keterkaitannya dengan sel kanker, dr. Andika mengatakan bahwa kandungan nikotin cair di dalam vape sebagai penyebabnya. Saat nikotin cair dipanaskan, maka akan menghasilkan zat nitrosamine yang dapat memicu terjadinya kanker.
Kandungan yang terdapat di dalam vape
Keberadaan cairan nikotin – zat yang bertanggung jawab atas kecanduannya para perokok – adalah alasan mengapa vape sering dianggap sebagai pengganti rokok biasa. Tapi selain itu, vape dan rokok disusun dari berbagai zat yang sangat berbeda.
Berasal dari cairan kimia yang dioperasikan dengan listrik dari baterai, selain nikotin, vape juga mengandung beberapa zat kimia yang berbahaya, seperti:
1. Diasetil
Ini adalah zat kimia memberikan rasa atau aroma tertentu pada asap vape. Zat ini terbukti dapat menyebabkan kanker paru dan bronkiolitis obliterans, yaitu kondisi di mana rusaknya jaringan paru membuat udara tidak dapat lagi masuk ke dalam paru.
2. Logam
Logam yang terdapat di dalam vape adalah nikel dan timbal.
3. Partikel kimia
Di dalam vape terdapat berbagai jenis partikel kimia yang berukuran sangat kecil yang dapat masuk ke dalam paru dan tidak dapat dikeluarkan lagi.
Jika melihat zat-zat tersebut, maka Anda tidak bisa lagi mengatakan bahwa vape lebih aman dibanding rokok biasa. Keduanya sama-sama berisiko tinggi menyebabkan berbagai penyakit paru dan kanker.
Jadi, bisa diambil kesimpulan bahwa mengisap vape memang tidak akan menyebabkan seseorang meninggal seketika. Namun, berbagai kandungannya dapat memicu timbulnya berbagai penyakit berbahaya yang tentu saja berisiko mengakibatkan kematian.(RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maurizio Sarri Kena Pneumonia
Redaktur & Reporter : Yessy