Tidak banyak prajurit TNI yang memiliki kemampuan seperti Sertu Ade Kusnadi. Dia membuktikan bahwa seorang bintara juga bisa membuat karya fenomenal di luar medan perang. Ade kini dipercaya membuat kendaraan taktis yang akan digunakan seluruh TNI.
THOMAS KUKUH - Jakarta
DUA mobil besar dengan balutan cat doreng dan hijau army terpajang di salah satu gedung PT Auto Car Karawang. Ya, dua mobil itu adalah kendaraan khusus tentara. "Ini memang mobil rantis (kendaraan taktis). Tapi, masih prototipe pertama," kata Sertu Ade Kusnadi ketika ditemui Jawa Pos, Kamis (5/4).
Dia menjelaskan, saat ini prototipe mobil kedua sedang dibangun sebagai penyempurnaan. Jika lolos uji, kendaraan tersebut bisa diproduksi secara masal. Itulah kendaraan "perang" hasil kreativitas prajurit Kopassus tersebut. Karena itu, tak heran bila nama Ade pun cukup dikenal luas di kesatuan baret merah tersebut.
Ade merancang kendaraan itu secara total. Mulai desain, estimasi penggunaan bahan, perhitungan aerodinamika, sistem persenjataan, hingga pembuatannya.
Prototipe rantis karya prajurit bintara itu pun menarik perhatian Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono yang meminta untuk terus disempurnakan. Pimpinan TNI berharap rantis tersebut memenuhi standar kelayakan sehingga bisa diproduksi masal untuk keperluan TNI. "Ini memang proyek "gila" saya," ujarnya lantas ngakak.
Prototipe kendaraan yang sempat diberi nama Garda 4x4 itu pernah dipamerkan pada pembukaan rapat pimpinan (rapim) TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Januari lalu. Selain panglima TNI, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro memberikan acungan jempol atas kreativitas Ade dan timnya yang tergabung dalam Tim Working TNI.
Diharapkan, pertengahan tahun nanti, prototipe kedua sudah jadi sehingga bisa dipamerkan di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Nanti beliau (presiden) yang memberikan nama baru rantis ini. Soal mau diproduksi atau tidak, itu bergantung beliau," imbuhnya.
Rantis buatan Ade cs itu cukup mentereng. Sebab, beberapa komponen suspensi dan mesinnya menggunakan merek-merek berkelas. Bagian kaki-kakinya memakai suspensi Hummer, sedangkan mesinnya menggunakan Land Cruiser 4,2 L Turbocharger 4.000 cc yang didatangkan PT Auto Car.
Kendati begitu, hampir 70 persen mesin dan bodi kendaraan itu dari bahan-bahan dalam negeri. Misalnya, baja rangka dan bodinya menggunakan baja produksi PT Krakatau Steel. Lalu, transmisinya diproduksi PT Petrodrill. Sedangkan ban menggunakan Gajah Tunggal.
Sementara itu, desain interior jok mobil dirancang PT Pilar Mas Kursindo, karet dan packing dibuat PT Indo Pulley Perkasa, serta rancangan sistem aplikasinya diproduksi PT Alam Indomesin Utama. "Prototipe ini kira-kira habis Rp 1,5 miliar," kata dia.
Ade memang tidak ujuk-ujuk dipercaya membuat rantis. Menurut dia, pada 2010 rancangan kendaraannya itu ditolak oleh Dewan Ristek Nasional karena beberapa hal. Di antaranya, sang desainer rantis bukan sarjana dan belum punya pengalaman yang cukup.
Tapi, Ade tidak berkecil hati atas cibiran tersebut. Dia terus bekerja keras mengutak-utik rancangan hingga mendapat kepercayaan dari komandannya. Ade cs memerlukan tujuh bulan untuk menghasilkan sebuah mobil rantis yang membanggakan itu.
Ade tak sempat mengenyam pendidikan tinggi. Bapak dua anak tersebut hanya jebolan STM swasta di Sumedang yang lolos seleksi calon bintara Kopassus pada 1995. "Saya ini cuma anak petani yang hidup pas-pasan. Tapi, karena itu, saya ditempa menjadi pekerja keras," tandasnya.
Sejak sekolah, Ade sudah terbiasa mencari uang sendiri. Salah satu keahliannya saat itu adalah bongkar pasang mesin kendaraan. Dia sangat menyukai apa pun yang berbau teknik dan selalu ingin mengutak-atik dan memodifikasi kendaraan apa pun.
Bahkan, senjata-senjata TNI tidak luput dari pengamatan dan pembelajaran Ade. "Kakak saya tiga-tiganya tentara, jadi nggak asing dengan senjata," imbuh si bungsu di antara empat bersaudara itu.
Begitu dalam ilmu yang diperoleh Ade dari proses belajar senjata dari sang kakak. Dia pun bisa langsung berkarya ketika menjadi prajurit Kopassus. Bahkan, pada 2006 Ade sukses meraih juara II lomba karya cipta teknologi TNI dengan karya desain senjata serbu SS-1 yang diproduksi PT Pindad. SS-1 didesain menjadi senjata jenis bullpup, yakni konfigurasi senjata api, di mana magasin terletak di belakang pelatuk.
Sejak itu nama Ade sebagai desainer peralatan senjata TNI mulai dikenal. Setahun kemudian pria yang berulang tahun setiap 12 Desember itu mendapat tugas di Dislitbang TNI-AD Lembang. "Saya mendapat kepercayaan membuat desain program penelitian submaterial utama yang membawahkan senjata dan kendaraan," tuturnya.
Keberadaannya di kesatuan itu tidak percuma. Ade bersama timnya berhasil menciptakan terobosan-terobosan unik. Di antaranya, membuat peluncur roket multikaliber dan memodifikasi SS-2 ke bullpup.
Pada 2009 Ade meraih juara pertama Lomba Karya Cipta Teknologi TNI. Kala itu dia menciptakan pistol mitraliur yang kemampuannya selevel mitraliur UZI buatan Israel. Tahun berikutnya dia mempertahankan prestasi itu dengan karya senapan serbu multikaliber.
"Padahal, yang ikut lomba itu kebanyakan berpangkat mayor ke atas. Cuma saya yang bintara," imbuh suami Wartini Anggraena itu.
Ade tidak menyia-nyiakan kesempatan menimba ilmu di Dislitbang TNI-AD. Di sana dia mendapatkan ilmu melimpah tentang segala hal yang menarik perhatiannya selama ini. Selain persenjataan, dia mendalami ilmu otomotif kendaraan rantis dan ranpur (kendaraan tempur). Mulai ilmu matematika, fisika, hingga sofware-sofware aerodinamika sekaligus desain, dilalap habis. "Saya beruntung ditugaskan di tempat berlimpah ilmu dan banyak guru di Dislitbang TNI-AD," katanya.
Dari ilmu yang didapatkannya itu Ade diam-diam berambisi membuat mobil model rantis yang akan dipakainya sendiri. Setelah setahun lebih, mobil rancangannya itu rampung.
"Saya mengerjakan semuanya sendiri dengan menerapkan teori-teori yang saya tahu. Hanya mesinnya yang nggak buat sendiri. Pakai mesin Elf," imbuhnya lantas tersenyum.
Dengan bangga Ade menyalakan mesin mobil yang diberi nama Rantis Bintara yang terparkir persis di belakang rantis prototipe. "Mobil ini, meskipun jatuh telentang, tidak akan hancur," katanya.
Sebagai bukti ketangguhan mobil buatannya, dia tunjukkan bekas kecelakaan yang baru menimpanya beberapa waktu lalu. Yakni, sebuah sobekan di pintu kiri mobil tersebut. Padahal, kecelakaan yang dialami Ade cukup berat. Kala itu di jalan utama yang tak jauh dari rumahnya di kawasan Cijantung sebuah mobil Toyota Alphard berkecepatan tinggi mengarah ke mobilnya.
Merasa lebar jalan tidak memungkinkan untuk menghindari tabrakan, Ade langsung membanting setir."Mobil saya ngguling, masuk jurang. Tapi, yang rusak cuma ini," katanya lantas tertawa.
Melihat kehebatan Ade yang berhasil membuat mobil rantis, kesatuannya memberikan hadiah khusus. Yakni, berupa surat-surat resmi untuk kendaraan Rantis Bintara dengan pelat nomor khusus TNI-AD. Dengan begitu, Ade bisa membawa mobil itu keluar dari kompleks kesatuan Kopassus Cijantung.
Atas berbagai prestasi itu, TNI-AD tidak segan-segan memberikan penghargaan kepada Ade. Wakasad Budiman pernah menawari Ade menempuh pendidikan S-1 di kampus mana pun yang dia mau. Tapi, atas pertimbangan beberapa pimpinannya, Ade akhirnya mendapat hadiah untuk mengikuti pendidikan di sekolah calon perwira (secapa) tanpa menjalani tes.
Sebenarnya tidak hanya TNI-AD yang memberikan penghargaan tinggi untuk Ade. Sebuah perusahaan senjata asal Italia yang mendengar kehebatan Ade menawarinya untuk bekerja sebagai desainer senjata dengan iming-iming pendapatan yang sangat menggiurkan. "Tapi, saya tolak. Bagaimanapun, saya akan terus mengabdi untuk negeri ini," katanya. (*/c2/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Blusukan Desa, Muhaimin Tidur di Rumah Transmigran
Redaktur : Tim Redaksi