jpnn.com - MOJOKERTO - Warga Kota Mojokerto sangat antusias merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon. Warga berebutan gunungan onde-onde yang diarak di acara itu. Lima menit, gunungan langsung ludes.
Puncak perayaan peringatan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW itu dibikin berbeda. Tahun ini, baru digelar perayaan dengan Gunungan Onde-Onde, makanan yang diklaim khas Kota Mojokerto. Rupanya, perayaan yang meniru kebiasaan serupa di kota besar di Jawa itu terbilang sukses menyedot atensi warga.
BACA JUGA: Lawan Arus Lalu Lintas Pelajar Tewas
Mulanya, gunungan onde-onde setinggi 3 meter dan kenduri masal 5.000 layah dibawa ke tengah ribuan orang berpakaian batik warna oranye yang berkumpul di lapangan Raden Wijaya Surodinawan, Kota Mojokerto.
Mereka adalah ribuan warga Kota Mojokerto dengan beragam status dan profesi larut dalam ritual dan tradisi mauludan, tradisi khas umat Islam Nusantara dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA: Wah Berat Nih! Masih Remaja Sudah Jadi Maling
Sekitar pukul 10.00, tamu istimewa yakni Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa tiba. Di belakangnya, gunungan onde-onde dibawa petugas ke tengah lapangan.
Pun gunungan kue goreng berbentuk bulat bundar diperebutkan selepas diarak. Namun, makanan khas Kota Mojokerto ini semata hanya diperebutkan. Kendati begitu, warga sudah puas bukan main. Ratusan warga berebut kue onde-onde. ’’Ini tadi ikut rebutan saja biar ramai,’’ ujar Anam, warga Mojokerto di lokasi.
BACA JUGA: Lagi Asyik Nyolong Spare Part Mobil, Kepergok Warga, Ya Hancur Deh...
Agaknya, tidak ada nuansa ngalap berkah seperti halnya gunungan grebeg mulud. Justru makan bareng nasi kuning atau nasi gurih di atas layah itulah yang paling ditonjolkan sekaligus menjadi pembeda dengan daerah lain kala menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam.
Wali Kota Mojokerto, Mas'ud Yunus, penggagas dan motor kenduri masal dengan media layah atau periuk dari tanah liat ini berada di tengah massa bersama Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa dan unsur Forum Pimpinan Daerah (Forpimda).
Dalam rilis resminya, acara tersebut digelar sebagai perayaan dari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Keteladan Nabi Muhammad SAW yang mengedepankan kesederhaaan dan sifat gotong royong serta kesetiakawanan sosial merupakan tema besar yang yang diusung dalam kenduri masal yang sudah ditetapkan sebagai agenda tahunan pemerintahan yang dipimpin birokrat berlatar belakang ulama tersebut. (fen/abi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi ringkus Bandar Sabu saat Transaksi Di SPBU
Redaktur : Tim Redaksi