jpnn.com - JPNN.com - Pemilihan Gubernur Nangroe Aceh Darusalam masuk dalam agenda Pilkada serentak yang akan digelar Februari 2017.
Berbagai macam isu dikembangkan calon untuk menarik simpati. Namun yang paling utama dikembangkan adalah soal perdamaian.
BACA JUGA: Please, Hindari Muatan SARA di Medsos dan Kampanye Pilkada
“Mari kita berlomba meyakinkan, merebut hati dan suara rakyat Aceh,” kata cagub petahana, Zaini Abdullah.
Pria yang karib disapa Doto Zaini didampingi Nasaruddin pada Pilkada 2017. Rabu (21/9) bersama dengan pendukungnya, menyerahkan kelengkapan administrasi kepada Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh.
BACA JUGA: Bang Nara Yakin Dua Partai Ini Akan Dukung Agus-Sylvi
Doto Zaini menyampaikan bahwa dengan pilkada damai tidak menjadi kemenangan yang hina sebagai tujuan akan melahirkan pemimipin yang terbaik.
Karenanya, ia mengajak calon lainnya tidak mempertontonkan sikap tidak terpuji, angkuh dan arogan.
BACA JUGA: Bang Nara Ingatkan Ruhut Sitompul dan Hayono Isman
“Rakyat Aceh adalah rakyat merdeka, hormatilah kemerdekaan jiwanya dengan tidak menukar dengan uang, apalagi ancaman,” tandas Doto Zaini.
Dalam pertarungan politik, Doto Zaini menyadari pihaknya siap kalah, tetapi lebih siap lagi untuk menang.
“Banyak orang gagal karena mengabaikan hal kecil, tersandung batu dan terpeleset kerikil,” ujar Doto Zaini mengingatkan para pendukungnya.
“Kekuasaan benar-benar hanyalah titipan yang dalam waktu singkat bisa datang dan pergi,” lanjut Doto Zaini.
Berbeda dengan kubu Muzakir Manaf, wakil gubernur yang maju di Pilgub 2017 dengan berpasangan TA Khalid.
Pada peresmian Posko Pemenangan Muzakkir Manaf-TA Khalid di Nagan Raya, Abon tidak menjamin terciptanya perdamaian di Aceh jika Mualem -sapaan akrab Muzakir Manaf- kalah.
Penyebabnya adalah karena Mualem dianggap simbol di pemerintahan. Menurutnya, jika Mualem kalah berarti tidak akan ada pimpinan yang menaungi kesejahteraan ribuan mantan kombatan.
Lebih lanjut pihaknya juga meminta semua pihak untuk tidak merongrong Partai Aceh dengan memecah-belah dari dalam.
Sebaliknya, Doto Zaini mengajak semua pihak nantinya kembali saling berpegang tangan dan mendukung kepemimpinan Aceh 2017-2022.
“Insya Allah akan lahir pemimpin Aceh terbaik, hasil pilihan rakyat Aceh sendiri,” kata Doto Zaini optimis. (jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ruhut: Aku Sayang Mas Agus, Bahkan Pernah Titipkan Dia ke Presiden Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi