jpnn.com - SAN FRANCISCO - Pakar keamanan internet menyerukan perlunya mengganti kode keamanan web pasca-terungkapnya pembobolan enkripsi untuk online banking, data medis maupun email oleh Badan Keamanan Nasional AS (NSA) dan Badan Intelijen Inggris, The Government Communications Headquarters (GCHQ). Dengan demikian, data dan privasi jutaan orang bisa terlindungi.
"Harus diakui tugas ini tidak akan mudah, sebagian karena masalah keamanan internet sangat bergantung pada ilmuwan brilian yang justru kini menjadi tersangka pembobolan enkripsi karena bekerja untuk pemerintah," ujar ahli kriptografi, Profesor Matthew Green, seperti dilansir asiaone, Minggu ( 8/9).
BACA JUGA: Facebook Mampu Dongkrak Rasa Percaya Diri Calon Mahasiswa
Dijelaskannya, publik kini merasa dikhianati NSA karena selama ini telah memberikan kontribusi untuk beberapa standar keamanan penting. Beberapa ahli internet juga mengaku terkejut karena pemerintah AS dan Inggris yang dipandang melindungi hak-hak publik justru melakukan pemantauan sebegitu dalam sehingga mengurangi keamanan semua orang.
"Kami memiliki asumsi bahwa mereka bisa menggunakan kemampuannya untuk membuat standar yang lemah, tapi itu akan membuat semua orang di AS tidak aman," sambungnya.
BACA JUGA: Survei Paksa Apple Lebarkan Layar iPhone
Sementara itu, sekelompok relawan ahli keamanan internet yang bertanggung jawab atas aturan dasar teknologi internet telah membentuk panel untuk mengintensifkan kerja dalam menambahkan enkripsi lalu lintas web dasar dan memperkuat keamanan socket layer guna menjaga kerahasiaan perbankan, email dan halaman lainnya yang beralamatkan https. "Ini ancaman baru dan salah satu contoh dari bahaya yang kita hadapi di era jaringan," kata Jari Arkko, seorang ilmuwan yang memimpin Ericsson Internet Engineering Task Force kepada Reuters.
Ahli lain juga merespons tajam laporan media berdasarkan dokumen dari mantan kontraktor NSA, Edward Snowden yang menunjukkan manipulasi NSA. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Nintendo Merugi Karena hanya Fokus untuk Anak-anak
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tamu Massif, Gunung Bawah Laut Terbesar
Redaktur : Tim Redaksi