jpnn.com - LABUAN BAJO - Kapolda NTT Brigjen Pol Endang Sunjaya menjelaskan kronologis penangkapan teroris Safrudin yang merupakan jaringan teroris Santoso di ruas Jalan Trans Flores, Rangga Watu, Desa Golo Desat, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat, Sabtu (18/4). Endang mengatakan, operasi penangkapan Safrudin, dimulai sekira pukul 02.00 Wita, kemarin.
Tim gabungan Densus 88 beserta Polres Manggarai Barat, awalnya bergerak menuju Kampung Tua, Desa Jengok, Kecamatan Sanonggoang, dan selanjutnya melakukan penyisiran dengan target Kampung Toe.
BACA JUGA: Saat-saat Jelang Mario Ambarita Kabur dari Rumahnya
Dan sekira pukul 06.00 Wita, kata Endang, tim tiba di Kampung Pola, dan melakukan koordinasi untuk melakukan penangkapan di Kampong Toe. Namun Safrudin tidak ditemukan. Tim Densus 88 kemudian melanjutkan penyisiran hingga pukul 15.00 Wira ke arah Desa Bambor, dan diperoleh informasi bahwa Safrudin telah menaiki salah satu bus menuju Labuan Bajo.
Menindaklanjuti informasi itu, jelas Endang, tim Densus langsung melakukan pengejaran. Tim berhasil mencegat bus dan menemukan Safrudin berada di dalamnya.
BACA JUGA: Teman Santoso yang Menembak Mati Kapolsek Dicokok di Mini Bus
Safrudin pun ditangkap tanpa perlawanan dan dibawa ke Mapolres Manggarai Barat untuk dilakukan interogasi oleh Densus 88. "Setelah diinterogasi, yang bersangkutan akan dibawa tim Densus 88 ke Jakarta untuk diproses hukum lebih lanjut," kata mantan Wakapolda Aceh itu.
Jendral bintang satu itu melanjutkan, Safrudin merupakan eksekutor pembunuhan terhadap Kapolsek Ambalawi, Bima, NTB, Iptu Abdul Salam pada 18 Agustus 2014 silam di Wera, Kecamatan Ambalawi. Saat itu, korban yang tengah mengendarai sepeda motor ditembak tepat di kepalanya hingga tewas seketika. "Safrudin ini orang Bima (NTB) namun kawin dengan orang Labuan Bajo," jelas Kapolda.(joo/ito)
BACA JUGA: Cikal-bakal Poros Baru di Tengah Konflik Internal Golkar
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mario Bangga Bisa Nyusup ke Garuda, Ini yang Dia Ucapkan
Redaktur : Tim Redaksi