jpnn.com, TARAKAN - Sesama anggota TNI terlibat perkelahian di tempat hiburan malam (THM) di Kelurahan Kampung Satu Skip, Tarakan Tengah, Kaltara, Minggu (5/11) dini hari sekitar pukul 02.00 Wita di
Berdasarkan rilis kejadian dari Pomal Tarakan, penyerangan itu diduga dilakukan oknum anggota Batalyon Raider Yonif 613/Raja Alam terhadap anggota Lantamal XIII Tarakan.
BACA JUGA: Anies Tak Akan Tutup Semua Tempat Hiburan Malam
Awal kejadian, sekira pukul 02.18 Wita, diperkirakan lebih kurang 30 orang berpakaian preman dan mengenakan helm masuk ke THM.
Beberapa di antaranya membawa balok kayu, dan kemudian menyerang anggota Lantamal XIII Tarakan.
BACA JUGA: Kok Bisa Anies Punya Data Tempat Hiburan Malam Nakal?
Usai kejadian, sekira pukul 03.00 Wita, Dansubdenpom VI/1-1 Tarakan dan Pasi Intel Kodim 0907/Tarakan mendatangi tempat kejadian perkara.
Barang bukti yang diamankan di lokasi berupa balok kayu, kursi, batu, botol minuman keras serta gelas.
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Minta Anies Tutup THM Sejenis Alexis
Akibat kejadian tersebut, ada 6 korban yang sempat mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Tarakan.
Keenam korban menderita luka-luka. Seorang menderita luka robek di kepala belakang. Ada juga yang menderita robek di telinga sebelah kanan. Lainnya menderita luka memar.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Radar Tarakan sekitar pukul 15.00 Wita (kemarin), THM yang menjadi lokasi kejadian telah diamankan.
Beberapa pekerja THM tampak duduk di teras. Sementara itu, di depan pintu bangunan yang bercorak warna merah ini, terpasang sebuah kertas tertulis, “jangan dibersihkan tunggu informasi dulu, ttd Bos.”
Menurut pengakuan salah seorang karyawan yang enggan ditulis namanya, sesaat setelah kejadian, tempat tersebut langsung disegel Pomal Tarakan.
Saat dimintai keterangan, pemilik menolak berkomentar terkait perkelahian antaroknum anggota TNI di THM-nya.
Pun dengan kerusakan di hall diskotik dan di beberapa meja pelanggan. “Lebih baik tanyakan pihak terkait,” tuturnya saat persis berada di THM miliknya.
Saat pewarta hendak pulang, tepat pukul 15.05 Wita anggota Pomal mendatangi THM tersebut dengan mengendarai mobil dinas.
Beranggotakan 3 orang, anggota Pomal berseragam lengkap terlihat berbincang-bincang dengan pemilik THM. Selang lima menit kemudian, mereka pergi meninggalkan TKP tersebut.
Saat dikonfirmasi, Komandan Lantamal XIII Tarakan, Laksamana Pertama TNI Ferial Fachroni mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut.
Bahkan, dirinya pun tidak mengetahui ada anggotanya yang menjadi korban. “Saya enggak tahu,” singkatnya saat dihubungi, Minggu (5/11) melalui sambungan telepon.
Terpisah, Komandan Batalyon Raider Yonif 613/Raja Alam, Mayor Inf Anang Sofyan Effendy menyatakan, untuk sementara pihaknya belum bisa memberi tanggapan terkait kejadian ini. Ia menyarankan pewarta mengkonfirmasi langsung Kodam VI Mulawarman.
“Bisa langsung ke Kapendam saja untuk informasi ini. Soalnya saya enggak bisa keluarkan statement,” kata pria yang akrab disapa Anang itu.
Sementara itu, Adrian, salah satu pengunjung yang sering datang ke THM tersebut mengungkap jika infromasi kejadian itu ramai di media sosial Facebook.
“Kalau anggota (TNI dan Kepolisian) memang sering ke sini, tapi aman-aman aja. Ada juga warga-warga biasa sering ribut-ribut enggak jelas. Tapi pas kejadian ini, baru heboh. Saya juga sempat lihat ada foto-foto korban pemukulan,” pungkas Adrian.
Pangdam VI/Mulawarman Mayor Jendral TNI Sonhadji menyayangkan keributan antara oknum TNI AL dan TNI AD di sebuah tempat hiburan malam.
Usai menerima informasi, Pangdam langsung memerintahkan penyelidikan dan mencari penyebab kejadian yang membuat sejumlah anggota TNI AL mengalami luka hingga dirawat di RSAL Tarakan.
“Kami sudah mengambil tindakan dengan menurunkan tim khusus, ada Asintel Kodam dan Pomdam VI/Mulawarman untuk menegakkan disiplin terhadap oknum yang berkelahi. Dan saat ini sedang dalam proses, dan diharapkan kejadian ini tidak sampai berkembang,” ungkap Pejabat Sementara Kepala Penerangan Kodam VI Mulawarman, Kolonel Inf Ketut Gede Wetan Pastia, kemarin.
“Tidak seharusnya di tempat yang tidak pas (THM) dan indikasi sementara yang kami terima adalah karena adanya kesalahpahaman,” bebernya.
Hingga sore, pukul 18.00 Wita, Ketut menyatakan pihaknya belum mendapatkan informasi resmi perkembangan penyelidikan.
Pihaknya memastikan keributan berasal dari oknum Batalyon Infantri 613/Raja Alam atau dikenal sebelumnya, Yonif Raider 613/Raja Alam dengan oknum prajurit Lantamal XIII Tarakan.
"Duduk perkaranya masih dicari. Memang informasi sebelumnya ada clash anak muda. Dari Batalyon kepada Lantamal. Ini perkara perseorangan. Bukan institusi. Namun kami lakukan upaya agar tidak sampai merembet ke institusi. Makanya siaga I. Kami minta masing-masing institusi untuk sama-sama menahan diri," bebernya.
Kebenaran situasi juga tengah diselidiki. Para Komandan satuan sudah berkoordinasi. Lewat Ketut, Pangdam memastikan akan memberikan sanksi kepada oknum prajurit yang bersalah. Karena itu, pemeriksaan satu persatu terhadap prajurit yang diduga terlibat tengah dilakukan.
"Tim sedang periksa prajurit yang terlibat. Mencari kebenaran. Perkelahian dilarang. Memang ada miskomunikasi. Emosi anak muda. Kalau terbukti pasti ada sanksi. Hukuman disiplin. Dari skorsing hingga penahanan," tegasnya.
Menurut Ketut, jika nantinya penyelidikan telah selesai, tentu akan dilakukan tindakan hukum terhadap oknum yang terlibat.
“Kami akan tindak sesuai dengan aturan yang berlaku, dan memang sudah dilarang untuk setiap prajurit memasuki THM,” jelasnya.
Ia mengurai, di tingkat institusi sudah melakukan koordinasi dengan melakukan upaya menyelesaikan kasus ini.
“Mudah-mudahan pelakunya cepat ketemu. Dan secepatnya terselesaikan,” jelasnya. (*/sep/eru/*/rdh/lim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Oknum Anggota TNI AD Mabuk di Tempat Hiburan
Redaktur & Reporter : Soetomo