Sesuai EUA BPOM, Sinopharm Bisa Digunakan Sebagai Vaksin Booster

Minggu, 01 Mei 2022 – 16:22 WIB
Pemerintah resmi menambahkan Sinopharm sebagai salah satu regimen untuk vaksin booster. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Regional Manager PT Biofarma Andreas Heru Susanto mengatakan booster dilakukan setelah seseorang mendapat vaksinasi primer dosis lengkap, untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan.

“Pelaksanaan vaksinasi dosis booster dapat dilakukan jika vaksin yang digunakan telah mendapatkan EUA atau NIE (Nomor Ijin Edar) dari BPOM dan rekomendasi ITAGI,” ujar Andreas Heru Susanto.

BACA JUGA: Diduga Sindir Artis yang Hobi Berutang Tetapi Kerap Pamer Kemewahan, Gisel Jawab Begini

Terdapat dua mekanisme pemberian vaksinasi booster, di antaranya Homolog dan Heterolog.

Homolog yaitu menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapatkan sebelumnya.

BACA JUGA: Niat Doa Zakat Fitrah Lengkap, Baik Untuk Diri Sendiri, Pasangan, Keluarga dan Anak

Sedangkan Heterolog yaitu menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.

Andreas kembali mengingatkan setelah vaksin primer Covid-19, kekebalan (antibodi) akan menurun dalam rentang waktu 3-6 bulan.

BACA JUGA: Yang Perlu Diperhatikan Dalam Oral Seks, Tidak Boleh Mengabaikan Hukum!

Oleh karena itu diperlukan vaksin booster untuk meningkatkan antibodi terhadap Covid-19.

Untuk saat ini, vaksin booster harus sesuai antara vaksin primer dan vaksin booster, selain itu sudah mendapatkan EUA BPOM, dan regimen vaksin booster bisa bertambah (update) sesuai data uji klinis dan EUA BPOM.

Vaksin booster VPP (Vaksin Program Pemerintah) menggunakan vaksin AstraZeneca, Pfizer, Moderna, sedangkan vaksin booster VGR (Vaksinasi Gotong Royong) menggunakan vaksin Sinopharm.

"Vaksin Sinopharm sudah mendapatkan EUA booster homolog dari BPOM. Sementara itu, vaksin Sinopharm juga sudah mendapatkan EUA booster heterolog (Sinovac, Sinovac, Sinopharm),” jelas Andreas.

Lalu bagaimana dengan pemudik yang ingin booster, tetapi takut terjadi KIPI dan menganggu perjalanan?

dr. Hasanah selaku dokter umum yang bertugas di RSU Firdaus menjelaskan kondisi badan calon penerima dosis booster harus dalam keadaan sehat.

“Untuk menghindari KIPI (Kejadian Ikutan PascaImunisasi), biasanya sebelum vaksin, kondisi badan kita harus dalam keadaan yang sehat sehingga nanti efek samping bisa ringan. Selain itu saya menganjurkan agar sebelum vaksin, peserta yang ingin divaksin harus istirahat yang cukup,” terang dr. Hasanah.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kimia Farma & Bio Farma Ajak Perusahaan Segera Vaksin Booster Karyawannya


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler