Ekspor Pertanian Makin Mudah Berkat Strategi Badan Karantina Pertanian

Rabu, 25 November 2020 – 15:25 WIB
Kepala Barantan Kementan Ali Jamil. Foto: dok Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut nilai ekspor pertanian dari Januari hingga Oktober 2020, mengalami peningkatan sebesar 12,09 persen menjadi sekitar Rp 37,5 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Sesuai apa yang disampaikan Menteri Pertanian dari data BPS di masa pandemi ini. Dapat kami katakan kinerja pertanian termasuk ekspor pertanian tumbuh baik dibandingkan periode sama tahun lalu,” ujar Kepala Barantan Ali Jamil, dalam webinar yang diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) dan Barantan bertemakan “Ekspor Pertanian: Strategi dan Peluang, pada Rabu (25/11).

BACA JUGA: Kementan Optimalkan Pendidikan Vokasi untuk Hadirkan Petani Milenial Berkualitas

Menurut Ali, Kementan memiliki lima kebijakan strategisnya dalam menyukseskan Gerakan Tiga kali Ekspor (Gratieks) yang dicanangkan Mentan Syahrul Yasin Limpo, yang diharapkan pada akhir 2024 ekspor Indonesia mencapai Rp 1.800 triliun dari Rp 550 triliun pada 2019.

Adapun lima kebijakan strategis tersebut yaitu pertama, meningkatkan volume ekpor dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan stakeholder untuk melakukan terobosan dan inovasi kebijakan ekspor (3K).

BACA JUGA: Dapat Persetujuan DPR, Barantan Kementan Bakal Perkuat Sarana Perkarantinaan

Kedua, menambah negara mitra dagang melalui kerja sama dan harmonisasi aturan protokol karantina baik bilateral maupun multilateral. Ketiga, mendorong pertumbuhan eksportir baru dengan cara mendorong tumbuhnya agropreneur berorientasi ekspor.

Keempat, menambah ragam komoditas ekspor melalui mendorong ekspor dalam bentuk olahan, kerjasama dengan pemerintah daerah dan stakeholder menggali potensi daerah dan mendorong tumbuhnya investasi. Kelima, meningkatkan frekuensi pengiriman dengan percepatan layanan ekspor.

BACA JUGA: Kementan Ajak Petani Milenial Bergabung Dalam Era Industri Pertanian 4.0

“Pak Menteri Pertanian punya program dalam lima tahun ada 2,5 juta petani milenial. Setiap tahunnya 500 ribu orang. Selain itu, kami juga mengapresiasi program Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, yang meminta 1.000 petani milenial untuk menggarap lahan tidur milik pemerintah," ujar Ali Jamil.

Ke depan, pihaknya bakal menambah lagi ragam komoditas ekspor seperti tanaman hias yang cukup diminati negara luar.

“Arahan Presiden dan Menteri Pertanian jangan lagi mengekspor dari hulunya, karena permintaan hilirnya masih unlimited,” tambah Ali Jamil.

Ricky Subagja salah satu eksportir tanaman hias mengatakan bahwa ekspor pertanian semakin mudah dengan adanya kebijakan Badan Karantina Pertanian.

Di atas lahan seluas 250 meter persegi, Ricky membudidayakan tanaman hias seperti philoderon, monstera, calathea, dan adenium.

“Walaupun lahan saya tidak luas, tetapi saya merangkul petani lainnya. Kurang lebih ada 10 petani yang saya bina,” ujarnya.

Dia menuturkan, negara tujuan ekspor di antaranta Jerman, Kanada, Belgia, dan Amerika Serikat. Dalam satu bulan, volume ekspor mencapai 1.000-2.000 tanaman berbagai jenis.

“Regulasi sangat mudah dari pemerintah. Selama ini, kami tidak menyalahi peraturan,” tandas dia. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler