JAKARTA - Indonesia kembali menghadapi ancaman penyakit menular pernafasan atau dikenal dengan Tuberkulosis (TB)Diam-diam angka kematian akibat TB masih cukup tinggi di Indonesia
BACA JUGA: Olahraga Kurangi Resiko Amnesia
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan saat ini masih ada 400 ribu kasus baru TB setiap tahunnya dengan angka kematian sebesar 61 ribu orang"Karena tidak terdeteksi, jumlah penderita TB laten semakin banyak
BACA JUGA: Aroma Unik Penghilang Stres
Penyakitnya bisa muncul sewaktu-waktu dan menular kepada orang lain melalui mulut yang tidak ditutup ketika batuk," ujar Menkes usai membuka kongres nasional Tuberculosis (Konas TB) II di Merlyn Park di JakartaKarena itu, menurut Endang sangat penting untuk mencari terobosan dan penemuan baru kasus TB baik dalam pengobatan maupun pelayanan kepada pasien
BACA JUGA: Nikmatnya Kudapan ala Jepang
Peran Pemda kabupaten/kota, dan Provinsi dalam menemukan kasus baru TB sangat pentingKarena peran Pemda sangat penting sebagai penentu keberhasilan Pengendalian TB di Indonesia"Kebijakan" penemuan kasus dapat dimulai melalui kader, untuk aktif melihat orang yang memiliki gejala TBMasyarakat pun harus aktif melihat dan melaporkan orang di sekelilingnya yang menunjukkan gejala," ujarnya.
Selain meningkatkan penemuan kasus TB, terobosan baru diantaranya, inovasi dalam pemeriksaan juga perlu dilakukan tidak hanya lewat pemeriksaan dahakTetapi juga pemeriksaan TB lewat darahHal lainnya" yakni bagaimana memperpendek pengobatan, misal dengan suplemen dan obat untuk daya tahan tubuh.
Saat ini diperkirakan sekitar 54 persen pasien Tuberculosis (TB) tidak berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan dan hampir 20 persen berobat ke dokter praktek swastaTermasuk dokter spesialis dan klinik bersamaUntuk itulah Endang mengatakan, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di puskesmas diharapkan dapat juga digunakan untuk biaya operasional dalam penemuan dan pengendalian TB.
"BOK ini diberikan agar dibuat perencanaan sesuai d engan kebutuhan yang ada di daerah termasuk dalam pengendalian TB, dana yang disalurkan tersebut harus dapat digunakan sebaik-baiknya," kata Menkes.
Ia mengemukakan, bahwa permasalahan TB sangat erat kaitannya dengan keadaaan sosial ekonomi masyarakat, khususnya di daerah perkotaan, dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan rumah yang minim sanitasi yang baikPermasalahan TB di masa mendatang juga semakin meningkat dengan jenis penyakit TB yang semakin kompleks
Diantaranya MDR TB dan TB dengan HIV/AIDSDisebutkan, sekitar 30 persen pasien AIDS juga menderita TB (co-infeksi)Selain itu, ada juga Multi Drugs resistance (MDR) TB karena pengobatan yang membutuhkan waktu lebih lama"Saat ini jumlah RS yang dapat mengobati MDR TB pun masih terbatas, RS tersebut diantaranya, RS dr Sutomo Surabaya, RS Persahabatan, RS Solo dan RS Malang,"katanya.
Di tempat yang sama, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, saat ini tidak ada satupun negara yang bebas TB, untuk itu dunia mentargetkan bebas TB 2050"Ada sekitar 2 miliar orang di dunia yang pernah terinfeksi kuman TB tetapi tidak sampai sakit," jelasnya.
Di akhir 2010, Indonesia telah mencapai 77,3 persen penemuan kasus dari 70 persen yang ditargetkan, dan telah mencapai 89,7 persen keberhasilan pengobatan dari target 85 persen, sementara angka kematian akibat TB sudah berhasil diturunkan lebih dari 50 persen dari 92/100.000 pada 1990, menjadi 27/100.000 pada 2010"Keberhasilan ini harus dipertahankan bahkan harus ditingkatkan untuk menurunkan prevalensi, insiden dan kematian akibat TB," katanya(zul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Telur, Cegah Obesitas hingga Atasi Lemah Syahwat
Redaktur : Tim Redaksi