JAKARTA - Bertambahnya pesanan pesawat yang direncanakan oleh beberapa maskapai besar seperti LionAir dan Garuda Indonesia membuat kebutuhan pilot membengkak. Jika saat ini kebutuhan masih 500 pilot per tahun, dalam lima tahun ke depan diprediksi permintaannya bisa 1.000 pilot pertahun.
"Untuk meningkatkan produksi sumber daya manusia di sektor penerbangan, pemerintah akan menerapkan sistem penerimaan siswa di sekolah penerbangan menjadi dua kali dalam setahun. Dengan penerapan sistem tersebut, lulusan sekolah penerbangan tidak hanya dihasilkan setahun sekali, tapi bisa sepanjang tahun," ujar Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, Minggu (27/1).
"Penerapan sistem itu diharapkan dapat mendongkrak jumlah SDM di sektor penerbangan. Sebab jika tidak dilakukan maka suplai pilot akan semakin tertinggal dibanding kebutuhannya yang terus melonjak. Setidaknya produksi pilot bisa didongkrak dua kali lipat,"Kalau sistem penerimaannya bisa seperti itu, artinya jumlah lulusannya juga akan bertambah, " tambahnya
Sementara, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Bobby Mamahit mengatakan saat ini Indonesia baru mampu mencetak 400 pilot per tahunnya. Sedangkan kebutuhan pilot lima tahun lagi berkisar 1.000 orang per tahun. "Untuk pilot kemampuan Indonesia sekarang hanya bisa memasok 400 orang setahun, nantinya kita akan menarget hingga 800 orang setahun," tuturnya
Bobby mengatakan penerimaan siswa sekolah penerbangan yang akan ditingkatkan menjadi dua kali setahun tersebut akan mulai diterapkan pada tahun ini. Setidak hal itu bisa diterapkan di Sekolah Penerbang Curug,"Mulai tahun ini kita akan ubah sistem penerimaan di Curug tidak pertahun lagi, tapi berlanjut setiap tahun mulai dari tahap awal (ground school) hingga training untuk terbangnya," kata dia.
Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bhakti menambahkan, pelatihan-pelatihan yang digelar maskapai dengan bekerja sama berbagai pihak sangat positif namun juga harus diperhatikan keberlangsungannya dan manfaat selanjutnya,"Semuanya harus di-mantaince (dijaga, red) dengan baik agar kualitas terjaga, bila dibiarkan maka kualitasnya akan bisa turun lagi," imbuhnya
Pemerintah lanjut Herry juga akan terus meningkatkan kerja sama dalam hal pelatihan dan peningkatan pendidikan profesional penerbangan dengan berbagai pihak untuk peningkatan kualitas agar dapat bersaing di global,"Kita ingin industri penerbangan beroperasi secara maksimal, bukan hanya dari sisi maskapainya, pesawatnya, tetapi juga sumber daya manusianya seperti pilot dan awak kabin," jelasnya. (wir/kim)
"Untuk meningkatkan produksi sumber daya manusia di sektor penerbangan, pemerintah akan menerapkan sistem penerimaan siswa di sekolah penerbangan menjadi dua kali dalam setahun. Dengan penerapan sistem tersebut, lulusan sekolah penerbangan tidak hanya dihasilkan setahun sekali, tapi bisa sepanjang tahun," ujar Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, Minggu (27/1).
"Penerapan sistem itu diharapkan dapat mendongkrak jumlah SDM di sektor penerbangan. Sebab jika tidak dilakukan maka suplai pilot akan semakin tertinggal dibanding kebutuhannya yang terus melonjak. Setidaknya produksi pilot bisa didongkrak dua kali lipat,"Kalau sistem penerimaannya bisa seperti itu, artinya jumlah lulusannya juga akan bertambah, " tambahnya
Sementara, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Bobby Mamahit mengatakan saat ini Indonesia baru mampu mencetak 400 pilot per tahunnya. Sedangkan kebutuhan pilot lima tahun lagi berkisar 1.000 orang per tahun. "Untuk pilot kemampuan Indonesia sekarang hanya bisa memasok 400 orang setahun, nantinya kita akan menarget hingga 800 orang setahun," tuturnya
Bobby mengatakan penerimaan siswa sekolah penerbangan yang akan ditingkatkan menjadi dua kali setahun tersebut akan mulai diterapkan pada tahun ini. Setidak hal itu bisa diterapkan di Sekolah Penerbang Curug,"Mulai tahun ini kita akan ubah sistem penerimaan di Curug tidak pertahun lagi, tapi berlanjut setiap tahun mulai dari tahap awal (ground school) hingga training untuk terbangnya," kata dia.
Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bhakti menambahkan, pelatihan-pelatihan yang digelar maskapai dengan bekerja sama berbagai pihak sangat positif namun juga harus diperhatikan keberlangsungannya dan manfaat selanjutnya,"Semuanya harus di-mantaince (dijaga, red) dengan baik agar kualitas terjaga, bila dibiarkan maka kualitasnya akan bisa turun lagi," imbuhnya
Pemerintah lanjut Herry juga akan terus meningkatkan kerja sama dalam hal pelatihan dan peningkatan pendidikan profesional penerbangan dengan berbagai pihak untuk peningkatan kualitas agar dapat bersaing di global,"Kita ingin industri penerbangan beroperasi secara maksimal, bukan hanya dari sisi maskapainya, pesawatnya, tetapi juga sumber daya manusianya seperti pilot dan awak kabin," jelasnya. (wir/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sosialisasi Redenominasi Rupiah Dinilai Prematur
Redaktur : Tim Redaksi