Meskipun intensitasnya cukup tinggi, Ketua DPRD Kota Bogor Mufti Faoki menganggap, ini sudah wajar
BACA JUGA: Pengelolaan Parkir Kian Buruk
Karena menurut dia, agenda rapat tiap-tiap alat kelengkapan dewan juga sangat padat, terutama untuk materi pembahasan tertentu, seperti Rancangan APBD Perubahan 2011Oki -sapaan akrab Mufti Faoki- beralasan, rapat di luar gedung dewan dilakukan untuk efisiensi dan efektivitas materi yang akan dibahas
BACA JUGA: Bom di Solo, Bogor Siaga Satu
Sebab, pembahasan yang biasanya dilakukan di dalam gedung DPRD, sering mengalami gangguan yang merusak konsentrasi peserta rapat“Pembahasan dalam rapat bisa menghabiskan waktu hingga larut malam
BACA JUGA: Foke Minta Ancol Lakukan Investigasi
Jika dilakukan di dalam gedung, tetap harus ada yang menyiapkan berbagai kebutuhannyaSedangkan jika di luar gedung, biasanya segala macam kebutuhan sudah tersedia,” kilah Oki kepada Radar Bogor (JPNN Grup).Mantan manajer tim PSB Bogor ini menegaskan, dalam penentuan lokasi dan biaya, pihaknya tak pernah ikut campur, karena sudah diatur sekretaris dewan (sekwan)Tapi yang pasti, harga kamar untuk menginap tak boleh melebihi Rp600 ribu per malam“Waktunya pun dibatasiMaksimal tiga hariMakanya saat banang rapat di Twin Hotel, jadwal pembahasan kami padatkanDari seminggu menjadi tiga hari dua malam,” ujar Oki.
Dikatakannya, semua rapat di luar sudah mengikuti aturan dan tidak ada pelanggaran sama sekali.
Hal senada diungkapkan Sekretaris DPRD Kota Bogor , Edang KendanaMenurut dia, lokasi rapat di luar memang sudah ditentukan dan anggarannya pun sesuaiMeski demikian, pendapat kegiatan rapat di luar memang kerap mendapat tudingan miring dari sejumlah kalangan
“Kami sama sekali merasa tidak memanjakan dewanSemua yang kami lakukan sudah sesuai dengan undang-undang,” tandasnya.(mia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seluncur Roboh, Empat Pengunjung Atlantis Luka
Redaktur : Tim Redaksi