Tabloid asal Inggris ‘The Sun’ tak akan lagi menampilkan perempuan bertelanjang dada di halaman 3-nya. Edisi Jumat (16/1) pekan lalu mengakhiri tradisi kontroversial tabloid ini, yang telah berlangsung puluhan tahun.

Koran ‘The Times’, yang dimiliki Rupert Murdoch seperti ‘The Sun’, melaporkan bahwa edisi Jumat pekan lalu dari tabloid tersebut menjadi yang terakhir kalinya bagi fitur model perempuan bertelanjang dada atau ‘topless’.

BACA JUGA: Hiu Purba Bertampang Mengerikan Muncul di Perairan Australia

"The Sun masih akan memajang foto ‘topless’ di situs page3.com miliknya dan model-model mereka akan terus bertindak sebagai 'duta' untuk sejumlah acara dan kampanye yang didukung oleh tabloid itu," tulis ‘The Times’.

‘The Times’ melaporkan, editor ‘The Sun’, David Dinsmore, menolak untuk membahas topik tersebut saat dihubungi pada Senin (19/1), tetapi halaman model ‘topless’ sudah tidak muncul sejak pekan lalu.

BACA JUGA: Rekan Mereka Ditahan, Pencari Suaka di Pulau Manus Lanjut Mogok Makan

Sebuah petisi untuk menghentikan tradisi berusia empat dekade itu  berhasil mengumpulkan lebih dari 217.000 tanda tangan, dan tahun lalu, Rupert Murdoch sendiri menyebut tradisi itu "kuno" dan meminta masukan atas halaman kontroversial tersebut.

BACA JUGA: Piala Asia 2015 : Mile Jedinak Kembali Perkuat Socceroos di Laga Perempat Final

Kelompok kampanye ‘No More Page 3’ menyambut baik perubahan itu, dan menyebutnya sebagai ‘berita bersejarah dan hari besar bagi kekuatan rakyat’.

Website kampanye tersebut, yang belum diperbarui sejak artikel itu muncul di ‘The Times’, berpendapat bahwa halaman 3 ‘The Sun’ mewakili ‘pornografi ringan’.

"Halaman 3 pertama kali diperkenalkan pada era 1970-an yang banyak menjadikan perempuan sebagai obyek. Berbagai hal telah berubah dalam masyarakat kita selama lebih dari 30 tahun terakhir, kami pikir sudah saatnya ‘The Sun’ menyesuaikan diri dengan perubahan," kata situs itu.

Dosen senior di Universitas Melbourne, Lauren Rosewarne, mengatakan, gadis-gadis bertelanjang dada di halaman 3 ‘The Sun’ tak lagi relevan.

"Ia tak terlalu menarik untuk melipatgandakan oplah koran. Ia tak membuat orang cukup terusik atas kenakalannya. Ia gagal, bahkan untuk menjadi cukup berkelas dalam mempertahankan dirinya dengan alasan kebebasan berbicara," tulis Lauren.

"Gadis-gadis di halaman 3 ‘The Sun’ adalah peninggalan masa lalu yang membuat kelas tertentu membelalakkan mata sebelum menuntaskan kudapan sayur-mayur mereka," sebutnya.

Pertama kali diterbitkan pada tahun 1964, ‘The Sun’ adalah salah satu publikasi yang memiliki sirkulasi paling besar di Inggris.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jurnalis Dilarang Masuk Gedung Parlemen Australia karena Kenakan Kaos Bertuliskan Judul Berita

Berita Terkait