jpnn.com, JAKARTA - Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi memastikan bantuan langsung tunai (BLT) sudah mulai disalurkan pada awal September.
Begitu pula dengan BSU (bantuan subsidi upah) juga mulai didistribusikan pada Senin (12/9).
BACA JUGA: Bansos Perlu Dikawal Agar Tepat Waktu dan Sasaran
BLT ditujukan bagi 20,65 juta warga tak mampu, maka BSU dialokasikan untuk sekitar 16 juta pekerja bergaji maksimal Rp 3,5 juta per bulan di seluruh Indonesia.
"InsyaAllah dana BSU (bantuan subsidi upah) 600 ribu bisa diambil secara bertahap mulai Senin ini sesuai operasional Bank Himbara. Saya mengingatkan, tahap pertama ini penerima BSU (atau BLT subsidi gaji) yang sudah memiliki rekening Bank Himbara," jelas Anwar.
BACA JUGA: Perkuat Layanan, Jamkrindo Resmikan Kantor Baru di Bandung
Menurut Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, berdasarkan kajian Pemerintah, tambahan dana Rp24,17 triliun untuk melengkapi berbagai program perlindungan sosial yang sudah ada di APBN, bisa membantu masyarakat tak mampu menghadapi tekanan ekonomi saat ini. Terutama lonjakan inflasi yang diprediksi paling tidak terjadi dua bulan usai kebijakan penyesuaian harga BBM.
"Semoga November mulai kembali ke pola normal. Biasanya inflasi yang seperti ini cepat, dalam satu dua bulan naik, kemudian bulan ketiga mulai normalisasi," kata Suahasil.
BACA JUGA: BLT untuk Masyarakat Harus Tepat Sasaran, BEM Nusantara Bakal Kawal Terus
Menurut Kepala Badan Intelijen Negara (Kabin) Jend Pol (Purn) Budi Gunawan, pemerintah memastikan tujuan penyesuaian harga BBM akan tercapai.
Kebijakan ini merupakan koreksi atas akses subsidi selama ini yang tidak tepat sasaran.
“Semua program perlindungan sosial yang dijalankan Pemerintah akan benar-benar bisa secara efektif membantu kelompok masyarakat yang rentan secara ekonomi dalam menghadapi tekanan ekonomi karena situasi global hari ini,” paparnya.
“Tentu ada risiko-risiko di sejumlah bidang. Pemerintah menyadari dengan baik hal tersebut, tetapi Bapak Presiden mengatakan, tujuan kebijakan ini jauh lebih penting dibanding risiko-risiko yang tidak bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat banyak,” imbuhnya.(chi/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Yessy Artada