jpnn.com - JAKARTA - Di banyak film kelas dunia, sering dikisahkan perseteruan sengit antara agen intelijen dua negara adikuasa, Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) dan Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) Rusia. Nah, Indonesia yang selama ini sudah bekerja sama dengan CIA sekarang juga menggandeng KGB.
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan menyatakan, Rusia memiliki badan intelijen yang sangat canggih, tidak kalah canggih dibanding AS.
BACA JUGA: DPR Heran Pemerintah Belum Bersikap soal LGBT
"Selama ini kita kurang kerja sama dengan mereka. Sekarang akan dimulai (kerja samanya)," ujar Luhut setelah mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menemui Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai P. Patrushev di Istana Merdeka kemarin (10/2).
Menurut Luhut, dalam pertemuan dengan Patrushev, sudah ada pembicaraan awal kerja sama intelijen antara Indonesia dan Rusia.
BACA JUGA: Bareskrim Garap Tiga Tersangka Kasus Penjualan Kondesat Negara
Antara lain meliputi pertukaran informasi intelijen, training atau pelatihan agen intelijen, hingga berbagi teknologi intelijen. "Termasuk nanti pertukaran informasi intelijen tentang narkoba dan terorisme," katanya.
Dengan garis politik luar negeri bebas aktif, Indonesia yang selama ini lebih dekat ke AS untuk urusan pertahanan dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) kini mencoba menyeimbangkan posisi dengan juga merapat ke Rusia.
BACA JUGA: 30 Bus!! Honorer K2 Karawang dan Kudus Gabung Demo
Pembicaraan penting lainnya, kata Luhut, adalah permintaan ekstradisi oleh Rusia terhadap salah seorang gembong narkoba Rusia yang kini ditahan di Indonesia.
Namun, karena Indonesia dan Rusia tidak memiliki perjanjian ekstradisi, permintaan tersebut tak bisa dipenuhi. "Tapi, kerja sama lain di bidang (pemberantasan) narkoba tetap jalan." (owi/c9/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer K2 Optimistis Ada Berita Gembira dari Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi