JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima kunjungan dari seorang guru Een Sukaesih (50), di kompleks Istana Negara, pada Rabu (5/6). Een adalah seorang guru yang mengalami kelumpuhan selama 26 tahun, tetapi tetap mengabdikan diri untuk mengajar anak didiknya.
Menurut Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, wanita asal Sumedang itu sudah lama ingin bertemu Presiden. Akhirnya ia berhasil ke Istana Negara setelah difasilitasi oleh sebuah televisi swasta nasional.
"Beliau ingin sekali bertemu Presiden dan ibu negara. Beliau diterima di kantor presiden siang tadi," ujar Julian.
Dalam kunjungan ini, kata Julian, Een diajak berkeliling ke ruang kerja Presiden, hingga ke Istana Negara dan Istana Merdeka. Presiden, kata dia, sangat terharu dengan jasa-jasa Een yang menghabiskan waktunya untuk mengajar siswanya meski hanya bisa dengan berbaring di tempat tidur.
"Presiden ucapkan terimakasih atas nama bangsa dan negara pada Bu Een karena jasa beliau, sudah ratusan anak yang dibantu sampai jenjang perguruan tinggi, lulus universitas. Belajar bersama sebagi murid dan sebagai teman," kata Julian.
Een adalah salah seorang guru inspiratif yang mendapat penghargaan di bidang pendidikan dari sebuah televisi swasta nasional. Selama 26 dalam keterbatasan fisiknya Een tetap mengajar tanpa bayaran. Ia menganggap siswa-siswinya adalah pelipur lara. Seperti yang dilansir dari Radar Lampung (Grup JPNN) Een tinggal dalam sebuah kamar berukuran 2 x 4 meter yang berada di bagian belakang rumah sederhana di Dusun Batukarut, Cibeureum Wetan, Cimalaka, Sumedang.
Sepintas, kamar itu lebih mirip ruang kelas PAUD (pendidikan anak usia dini). Di dinding-dindingnya terpajang poster-poster pelajaran sekolah. Misalnya, poster bergambar bendera sejumlah negara di dunia dan peta Indonesia.
26 tahun lalu Een termasuk guru CPNS (calon pegawai negeri sipil) di sebuah SMA di Cirebon. Entah apa penyebabnya, sekitar dua minggu sebelum prajabatan PNS yang harus diikuti, Een mengalami kelumpuhan total. Organ geraknya tidak berfungsi lagi. Impiannya sejak kecil menjadi Bu Guru pun langsung pupus.
Namun, ia tidak patah semangat. Een merasa hanya memiliki kemampuan mengajar anak-anak sekolah. Karena itu, dia kemudian "mengumumkan" ke para tetangga yang membesuk bahwa dirinya siap memberikan bantuan bimbingan belajar bagi anak-anak sekolah di kampung itu. Hingga kini rumah Een ramai dengan muridnya yang ingin belajar. (flo/jpnn)
Menurut Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, wanita asal Sumedang itu sudah lama ingin bertemu Presiden. Akhirnya ia berhasil ke Istana Negara setelah difasilitasi oleh sebuah televisi swasta nasional.
"Beliau ingin sekali bertemu Presiden dan ibu negara. Beliau diterima di kantor presiden siang tadi," ujar Julian.
Dalam kunjungan ini, kata Julian, Een diajak berkeliling ke ruang kerja Presiden, hingga ke Istana Negara dan Istana Merdeka. Presiden, kata dia, sangat terharu dengan jasa-jasa Een yang menghabiskan waktunya untuk mengajar siswanya meski hanya bisa dengan berbaring di tempat tidur.
"Presiden ucapkan terimakasih atas nama bangsa dan negara pada Bu Een karena jasa beliau, sudah ratusan anak yang dibantu sampai jenjang perguruan tinggi, lulus universitas. Belajar bersama sebagi murid dan sebagai teman," kata Julian.
Een adalah salah seorang guru inspiratif yang mendapat penghargaan di bidang pendidikan dari sebuah televisi swasta nasional. Selama 26 dalam keterbatasan fisiknya Een tetap mengajar tanpa bayaran. Ia menganggap siswa-siswinya adalah pelipur lara. Seperti yang dilansir dari Radar Lampung (Grup JPNN) Een tinggal dalam sebuah kamar berukuran 2 x 4 meter yang berada di bagian belakang rumah sederhana di Dusun Batukarut, Cibeureum Wetan, Cimalaka, Sumedang.
Sepintas, kamar itu lebih mirip ruang kelas PAUD (pendidikan anak usia dini). Di dinding-dindingnya terpajang poster-poster pelajaran sekolah. Misalnya, poster bergambar bendera sejumlah negara di dunia dan peta Indonesia.
26 tahun lalu Een termasuk guru CPNS (calon pegawai negeri sipil) di sebuah SMA di Cirebon. Entah apa penyebabnya, sekitar dua minggu sebelum prajabatan PNS yang harus diikuti, Een mengalami kelumpuhan total. Organ geraknya tidak berfungsi lagi. Impiannya sejak kecil menjadi Bu Guru pun langsung pupus.
Namun, ia tidak patah semangat. Een merasa hanya memiliki kemampuan mengajar anak-anak sekolah. Karena itu, dia kemudian "mengumumkan" ke para tetangga yang membesuk bahwa dirinya siap memberikan bantuan bimbingan belajar bagi anak-anak sekolah di kampung itu. Hingga kini rumah Een ramai dengan muridnya yang ingin belajar. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituding ada Konflik Kepentingan, Ini Jawaban Bambang
Redaktur : Tim Redaksi