Setelah Habib Rizieq Pulang, Situasi Jakarta seperti Mau Perang

Sabtu, 21 November 2020 – 08:52 WIB
Prof Jimly Asshiddiqie. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Prof Jimly Asshiddiqie menilai TNI sebaiknya tidak perlu terlibat dalam persoalan Habib Rizieq Shihab (HRS) yang baru pulang dari Arab Saudi.

Hal ini disampaikan Prof Jimly merespons hiruk pikuk pengerahan prajurit TNI oleh Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman untuk mencopot baliho-baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu di wilayah DKI Jakarta.

BACA JUGA: Pasukan TNI Mencopot Baliho Habib Rizieq, Laskar FPI Keluar dari Markasnya, Tegang

Menurut mantan ketua pertama Mahkamah Konstitusi (MK) itu, pengerahan TNI dalam mengatasi persoalan Habib Rizieq mengesankan situasi sudah seperti mau perang.

"Masalah HRS sebaiknya jangan diatasi kayak perang," kata Prof Jimly saat dihubungi jpnn.com, Jumat (20/11).

BACA JUGA: Ferdinand: Gubernur Takut, Wajar TNI Turun Tangan

Untuk itu, tokoh asal Sumatera Selatan ini menyarankan agar TNI tidak perlu terlibat seperti yang terjadi beberapa hari terakhir.

Apalagi hanya untuk urusan baliho bergambar Habib Rizieq yang sebenarnya cukup ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

BACA JUGA: Innalillahi, Jasad Pemotor Ditemukan, Satu Mobil dan Penumpangnya Masih Tertimbun Longsor

"Karena itu TNI tidak perlu melibatkan diri. Kalau urusan baliho sebaiknya digerakkan saja Satpol PP yang bekerja," pungkas Prof Jimly.

Sebelumnya Pangdam Jaya Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Dudung Abdurachman angkat bicara terkait viral video tentang pria berpakaian loreng mencopot baliho Habib Rizieq Shihab.

Menurut Dudung, dirinyalah yang memerintahkan anak buahnya mencopoti baliho bergambar imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu.

"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya!" kata Dudung kepada media di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat kemarin.

Terbaru, TNI bersama unsur POLRI dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menertibkan sejumlah baliho dan spanduk-spanduk tak berizin di Ibu Kota dan sekitarnya dengan menurunkan sekitar 500 personel.

"Ini bagian dari kegiatan tiga pilar sebagai patroli pengamanan dan kami juga melakukan pelepasan baliho-baliho yang terpasang tidak sesuai aturan," kata Dandim 05/01 JP BS Kolonel Inf Luqman Arief yang memimpin kegiatan tersebut, saat ditemui di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat siang.

Beberapa kendaraan taktis yang diturunkan dalam pengamanan di wilayah Jakarta Pusat itu adalah empat panser anoa serta puluhan motor yang dikendarai baik oleh petugas TNI dan Brimob Polri.

Berdasarkan pantauan, rute pengamanan yang dilakukan oleh petugas gabungan itu mulai dari arah Jalan Budi Kemuliaan, lalu berbelok ke arah Jalan Abdul Muis, lalu ke arah Pasar Tanah Abang, lalu mengarah ke kawasan Petamburan.

Selepas dari arah Petamburan perjalanan berlanjut menuju ke Bundaran Semanggi dan mengarah ke Jalan Jendral Sudirman lalu kembali ke titik awal yaitu Monumen Nasional.

"Dari jalur yang kami lewati kurang lebih ada 10 baliho liar yang kami amankan," ujar Luqman.(fat/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler