Setelah Raih Penghargaan di Singapura, Siswa Fatih Bilingual School Unjuk Prestasi di Korsel

Kamis, 28 November 2019 – 18:02 WIB
Dua siswa Fatih Bilingual School mengirimkan proyek inovasi judul Moss as a Substitute for the Main Substance in Deodorant, di ajang SIIF di Korsel. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Siswa Fatih Bilingual School kembali mengikuti kompetisi inovasi level internasional. Kali ini ajang yang diikuti adalah olimpiade dalam bidang penelitian dan proyek sains SIIF di Seoul, Korea Selatan.

SIIF (Seoul International Invention Fair) merupakan program pameran dan kompetisi penemuan dan inovasi tahunan yang diselenggarakan oleh KIPA (Korea Invention Promotion Association).

BACA JUGA: STEMS Expo jadi Ajang Siswa Fatih Bilingual School Mengaplikasikan Teori

Tahun ini SIIF diselenggarakan pada 27-30 November di COEX Exhibition Hall, Gangnam-gu, Seoul dan diikuti ratusan tim dari 27 negara.

Negara-negara tersebut adalah Bahrain, Bangladesh, China, Kroasia, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, Iran, Korea Selatan, Kuwait, Malaysia, Myanmar, Nigeria, Oman, Polandia, Portugal, Qatar, Rusia, Arab Saudi, Taiwan, Thailand, Tunisia, Turki, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, Vietnam dan Indonesia.

BACA JUGA: Peringkat Perguruan Tinggi Berdasar Kinerja Penelitian, UI tak Masuk 10 Besar

"Fatih Bilingual School turut berpartisipasi mengirimkan sebuah proyek inovasi dengan judul Moss as a Substitute for the Main Substance in Deodorant yang diprakarsai oleh dua siswa yang luar biasa yakni Aqil Naufal Syahrul dan Muhammad Syafiq Akbar," kata Nurhadi Hafman - Management Advisor Fatih Bilingual School dalam keterangannya, Kamis (28/11).

Nurhadi menyebutkan Aqil dan Syafiq memulai penelitian mereka sejak Oktober 2018 lalu. Mulai dari kajian literatur, mengambil sampel, ekstraksi, hingga pengujian di laboratorium mikrobiologi di bawah bimbingan guru Fatih Bilingual School, Mr. Manda Edy Mulyono.

BACA JUGA: Pemerintah Akan Danai Penelitian Kegunaan Ganja untuk Kebutuhan Medis

Sebelumnya Aqil dan Syafiq telah mendapatkan penghargaan Medali Perak pada ajang serupa di Singapura yakni AIGC (Advanced Innovation Global Competition) pada 15-17 November 2019 di Nanyang Technical University, Singapore.

Keduanya berhasil bersaing dengan banyak tim dari berbagai negara, seperti Ukraina, Cina, Iran, Jepang, Thailand, Filipina, Vietnam dan Malaysia.

"Semoga mereka bisa mengharumkan kembali nama Indonesia di kancah internasional dan bisa membuktikan pelajar Aceh juga tidak kalah dalam urusan inovasi dan penelitian," pungkas Nurhadi. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler