Setelah TNI, Polri, dan Kada, Kini Luhut Beri Perintah Dinkes: Kerja Bahu-membahu

Minggu, 25 Juli 2021 – 14:41 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kembali memberikan arahan kepada jajaran pimpinan provinsi se-Jawa dan Bali serta kementerian dan lembaga terkait.

Pasalnya kasus kematian pasien Covid-19 meningkat signifikan dalam satu minggu terakhir.

BACA JUGA: Instruksi Luhut Pada TNI dan Polri Serta Seluruh Pangdam: Jangan Ada yang Kalian Lewatkan

Luhut meminta dinas kesehatan berkoordinasi dengan TNI untuk akses paket obat gratis dari presiden. Selain itu, dia menginstruksikan Satuan Tugas (Satgas) PPKM di level desa harus kembali diaktifkan dan melakukan pemantauan ketat terhadap setiap warga yang terindikasi mengalami gejala Covid-19.

"Kunci dalam menangani pandemi ini adalah disiplin dan kerja bahu-membahu. Dengan bersama-sama dan konsisten melakukan dan meningkatkan testing dan tracing, diharapkan mata rantai ini akan terputus,” beber Luhut seperti dikutip dari keterangan resmi Menko Marves, Minggu (25/7).

BACA JUGA: Atas Perintah Luhut Pandjaitan, Gus Yaqut Siap Mengerahkan 50 Ribu Orang

Menurut Luhut, pemerintah secara berkala akan menerapkan pemantauan angka kematian.

Adapun kerangka pemantauan mencakup jumlah kasus kematian yang sudah divaksin, kasus komorbid, klasifikasi usia, ketersediaan akses terhadap obat-obatan, perawatan oksigen, pentahapan penyakit dan paparan terhadap badai sitokin serta lokasi kematian.

BACA JUGA: Lonjakan Penularan Covid-19 Masih Akan Berlanjut? Begini Kata Luhut Binsar

"Kerangka ini diterapkan agar seterusnya pemerintah dapat mengambil langkah mitigasi secara strategis, komprehensif dan tepat sasaran," tegasnya.

Eks Menko Polhukam itu menilai berdasarkan hasil penelitian tim di lapangan, angka kematian meningkat karena beberapa faktor.

"Kaapasitas RS yang sudah penuh, pasien yang ketika datang saturasinya sudah buruk, serta meninggal karena tidak terpantau ketika melakukan isolasi mandiri di rumah,” jelas Luhut.

Luhut menambahkan hasil tinjauan lapangan menemukan bahwa rata-rata pasien yang meninggal menderita komorbid atau belum menerima vaksin. “Setelah memahami faktor-faktor ini, kami harus melakukan intervensi untuk mengurangi angka kematian secara cepat,” lanjutnya.

Dia menegaskan langkah-langkah intervensi tersebut adalah dengan meningkatkan kapasitas ICU dari RS dengan oksigen sentral pada daerah-daerah yang memiliki tingkat kematian tinggi.

"Menyediakan isolasi terpusat terpantau bagi pasien risiko tinggi yang melakukan isolasi mandiri," ungkap Luhut Binsar Pandjaitan. (mcr10/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler