jpnn.com, MUSCAT - Oman menyambut keputusan Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel dan berharap langkah tersebut akan berkontribusi pada perdamaian Palestina-Israel.
Bahrain pada Jumat (11/9) menjadi negara Teluk kedua yang meresmikan hubungan dengan Israel, setelah pada Agustus Uni Emirat Arab (UEA) melakukan tindakan serupa.
BACA JUGA: Pemerintah Gagal Tangani COVID-19, Ribuan Warga Israel Satroni Rumah Penguasa
"Berharap jalur strategi baru yang diambil oleh negara-negara Arab ini akan berkontribusi menghadirkan perdamaian yang berdasarkan pada tujuan mengakhiri pendudukan tanah Palestina oleh Israel dan mendirikan negara Palestina yang independen, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," bunyi pernyataan pemerintah.
Menteri intelijen Israel, beberapa hari setelah kesepakatan UAE-Israel diumumkan pada 13 Agustus, mengatakan Oman juga tidak menutup kemungkinan untuk meresmikan hubungan dengan Israel.
BACA JUGA: Telepon Donald Trump, Raja Salman Jawab Ajakan Bersekutu dengan Israel
Oman menyambut keputusan UAE dan Bahrain, namun tidak mengomentari perihal harapannya sendiri soal normalisasi hubungan dengan Israel.
Pada 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkunjung ke Oman dan membahas gagasan perdamaian di Timur Tengah dengan pemimpin Oman sebelumnya, Sultan Qaboos.
BACA JUGA: Serbia Akui Yerusalem Ibu Kota Israel, Turki Cuma Bisa Prihatin
Di kawasan yang bergejolak, Oman mempertahankan sikap netral. Pihaknya tetap berhubungan baik dengan para pemain di kawasan, termasuk dua negara yang menjadi musuh bebuyutan, Amerika Serikat dan Iran. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil