"Jadi ujian SNMPTN ini merupakan persaingan yang luar biasa ketat. Ada sekitar 500 ribuan orang yang belum bisa mendapatkan kesempatan diterima di PTN," kata M Nuh saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) SNMPTN di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta, Selasa (12/6).
Ketatnya peraingan itu, kata Nuh, lantaran terbatasnya kursi untuk menampung para mahasiswa. Karena itu, NUh berharap kepada para calon mahasiswa yang tidak bisa mendapatkan kesempatan masuk PTN, tidak perlu putus asa.
"Bisa ditampung oleh PTS-PTS yang ada di seluruh penjuru tanah air. Kualitas pendidikannya juga tidak kalah, bahkan sudah sangat baik," tambah Nuh.
Sementara itu, tahun ini panitia lokal (panlok) Jakarta menerima 17 peserta yang berkebutuhan khusus ikut dalam ujian ini. Mereka yang berkebutuhan khusus adalah yang tunanetra 7 orang, tunarungu 5 orang, tunadaksa 4 orang dan 1 orang mengalami patah tulang.
"Ini memang harus kita perkuat. Tidak boleh ada diskriminasi. Mereka juga harus kita fasilitasi dan beri dukungan, mulai dari sarana, pembiayaan dan beasiswa," imbuhnya.
Mantan Rektor ITS ini menambahkan, anak didik yang masuk dalam kategori Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) harus diperkuat, sehingga jangan sampai jenjang pendidikan mereka hanya sampai di sekolah menengah atas (SMA). Akan tetapi, pemerintah harus bisa menjamin mereka dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
"Di dalam RUU Pendidikan Tinggi (PT) yang akan datang, PT harus bisa memberikan fasilitas dan pelayanan bagi para calon mahasiswa pendidikan khusus dan layanan khusus. Sehingga, tidak ada orang yang dikucilkan. Semuanya harus diberikan pada layanan yang sama," tukasnya. (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Papua-Papua Barat Dijatah 876 Kursi PTN
Redaktur : Tim Redaksi