Laporan ANTON ABDUL KARIM, Tobelo
SETIAP jam semenjak kapal Mavi Marmara diberitakan diserang pasukan zionis Israel, kediaman Ny Marwiyah Idris (60) di Desa Towara, Kecamatan Galela, tak pernah sepi
BACA JUGA: HTI: Israel Biadab, HAM Omong Kosong
Sanak keluarga maupun kerabat dekat, bahkan para warga sekitar, penasaran dengan keadaan Abdillah yang saat itu tengah menumpangi kapal Mavi Marmara.Berita televisi tentang perkembangan peristiwa tersebut, tak pernah terlewatkan
BACA JUGA: PALANGKA RAYA: Bendera Israel Dibakar
Menariknya, pihak keluarga bahkan nekad membeli bensin dan meminjam genset tetangga, hanya untuk menyaksikan berita televisi tentang perkembangan keselamatan tim relawan dari IndonesiaKemarin, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, sekitar pukul 14.00 WIT akhirnya mengumumkan, 12 WNI yang menjadi relawan dalam kapal Mavi Marmara dalam keadaan selamat
BACA JUGA: GORONTALO: DK PBB Jangan Diam!
Sontak saja, puluhan keluarga dan warga yang memadati rumah orangtua Abdillah itu serentak berucap syukurApalagi, nama Abdillah Onim tidak tercantum di televisi sebagai WNI yang mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut.Senyuman yang dihiasi linangan air mata para keluarga, termasuk ibu kandung Abdillah, seolah menghapus rasa was-was selama beberapa hari belakanganIni karena pihak keluarga merasa yakin, Abdillah dalam keadaan selamatMeskipun mereka masih tidak tahu pasti seperti apa kabar Abdillah di sana saat ini.
Komunikasi antara Abdillah dengan pihak keluarga sendiri masih lancar, saat kapal Mavi itu masih berada di TurkiPihak keluarganya mengaku, mereka kehilangan kontak ketika Abdillah mulai memasuki Laut SiprusDi situlah terakhir kali Abdillah berkontak dengan pihak keluarganya.
Ibunda Abdillah yang kental berbahasa daerah Galela itu, kepada Malut Post (grup JPNN), hanya bisa berharap bahwa anaknya itu tetap selamatDia juga mengharapkan pemerintah secepatnya dapat memulangkan Abdillah, bersama rekan-rekannya ke tanah air"Kami orang kecil, jadi hanya bisa berdoa, dan mengharapkan agar pemerintah dengan cepat memulangkan merekaKami juga tidak bisa berupaya seperti mengadu ke kedutaan dan sebagainya," tutur Mitdar Ramli, kakak ipar Abdillah, menerjemahkan penuturan sang ibunda Abdillah.
Adik bungsu Abdillah, Nadira Onim yang juga mendampingi ibunya, saat didatangi koran ini mengatakan, harapan agar Abdillah kembali ke tanah air bukan saja menjadi dambaan keluargaTetapi katanya, juga diharapkan oleh seluruh warga desa sekitarSebab menurut rencana, Abdillah yang bekerja di Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) sejak tahun 2000 silam itu, akan memediasi lembaga MER-C untuk mendirikan rumah sakit di Kecamatan GalelaHarapan itu seolah tertantang, saat Abdillah yang menjadi tim relawan dalam misi kemanusiaan di Gaza, ternyata mengalami musibahTapi untunglah, Abdillah sampai saat ini masih dalam keadaan selamat(*/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Israel Deportasi Semua Relawan
Redaktur : Tim Redaksi