Setiap Hari Kabarnya Ditunggu via TV

Kamis, 03 Juni 2010 – 09:38 WIB
AKSI - Sejumlah anak-anak Indonesia, dengan poster foto kekejaman tentara zionis Israel terhadap anak-anak di Gaza, Rabu (2/6) di Bundaran HI, yang mengikuti aksi bersama para orangtuanya menuntut agar PBB mengambil langkah cepat penyelesaian masalah di Jalur Gaza. Foto: Muhamad Ali/Jawa Pos.
Dari sebanyak 12 orang WNI yang ikut sebagai tim relawan di Gaza, salah satu di antaranya adalah Abdillah Onim, warga Desa Towara, Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera UtaraHingga sekarang, pihak keluarga masih merasa was-was, lantaran mendengar berita kapal yang ditumpangi Abdillah itu diserang pasukan zionis Israel.

Laporan ANTON ABDUL KARIM, Tobelo

SETIAP
jam semenjak kapal Mavi Marmara diberitakan diserang pasukan zionis Israel, kediaman Ny Marwiyah Idris (60) di Desa Towara, Kecamatan Galela, tak pernah sepi

BACA JUGA: HTI: Israel Biadab, HAM Omong Kosong

Sanak keluarga maupun kerabat dekat, bahkan para warga sekitar, penasaran dengan keadaan Abdillah yang saat itu tengah menumpangi kapal Mavi Marmara.

Berita televisi tentang perkembangan peristiwa tersebut, tak pernah terlewatkan
Mereka hanya ingin memastikan anak ke-7 dari Ny Marwiyah Idris itu dalam keadaan selamat

BACA JUGA: PALANGKA RAYA: Bendera Israel Dibakar

Menariknya, pihak keluarga bahkan nekad membeli bensin dan meminjam genset tetangga, hanya untuk menyaksikan berita televisi tentang perkembangan keselamatan tim relawan dari Indonesia
Sebab, seperti halnya di Tobelo, pemadaman lampu di Towara juga mencapai delapan jam per hari.

Kemarin, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, sekitar pukul 14.00 WIT akhirnya mengumumkan, 12 WNI yang menjadi relawan dalam kapal Mavi Marmara dalam keadaan selamat

BACA JUGA: GORONTALO: DK PBB Jangan Diam!

Sontak saja, puluhan keluarga dan warga yang memadati rumah orangtua Abdillah itu serentak berucap syukurApalagi, nama Abdillah Onim tidak tercantum di televisi sebagai WNI yang mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut.

Senyuman yang dihiasi linangan air mata para keluarga, termasuk ibu kandung Abdillah, seolah menghapus rasa was-was selama beberapa hari belakanganIni karena pihak keluarga merasa yakin, Abdillah dalam keadaan selamatMeskipun mereka masih tidak tahu pasti seperti apa kabar Abdillah di sana saat ini.

Komunikasi antara Abdillah dengan pihak keluarga sendiri masih lancar, saat kapal Mavi itu masih berada di TurkiPihak keluarganya mengaku, mereka kehilangan kontak ketika Abdillah mulai memasuki Laut SiprusDi situlah terakhir kali Abdillah berkontak dengan pihak keluarganya.

Ibunda Abdillah yang kental berbahasa daerah Galela itu, kepada Malut Post (grup JPNN), hanya bisa berharap bahwa anaknya itu tetap selamatDia juga mengharapkan pemerintah secepatnya dapat memulangkan Abdillah, bersama rekan-rekannya ke tanah air"Kami orang kecil, jadi hanya bisa berdoa, dan mengharapkan agar pemerintah dengan cepat memulangkan merekaKami juga tidak bisa berupaya seperti mengadu ke kedutaan dan sebagainya," tutur Mitdar Ramli, kakak ipar Abdillah, menerjemahkan penuturan sang ibunda Abdillah.

Adik bungsu Abdillah, Nadira Onim yang juga mendampingi ibunya, saat didatangi koran ini mengatakan, harapan agar Abdillah kembali ke tanah air bukan saja menjadi dambaan keluargaTetapi katanya, juga diharapkan oleh seluruh warga desa sekitarSebab menurut rencana, Abdillah yang bekerja di Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) sejak tahun 2000 silam itu, akan memediasi lembaga MER-C untuk mendirikan rumah sakit di Kecamatan GalelaHarapan itu seolah tertantang, saat Abdillah yang menjadi tim relawan dalam misi kemanusiaan di Gaza, ternyata mengalami musibahTapi untunglah, Abdillah sampai saat ini masih dalam keadaan selamat(*/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Israel Deportasi Semua Relawan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler