Setjen DPR Ganti Pejabat Pengurus Gedung

Pejabat Baru Janji Bikin Komplek DPR Makin Bergengsi

Rabu, 04 Juli 2012 – 04:24 WIB

JAKARTA - Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI mengganti Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi, Sumirat yang memasuki masa pensiun. Penganti Sumirat adalah Ery Saptaria Achyar, pejabat eselon III dari Kementrian Pekerjaan Umum (PU).

Sekjen DPR RI, Nining Indra Saleh, mengungkapkan bahwa selama ini Sumirat yang juga berasal dari Kementrian PU, sudah menunjukkan kinerja yang baik. Namun karena memasuki masa pensiun, kata Nining, anak buahnya itu ingin kembali ke PU. "Beliau (Sumirat) ingin melanjutkan jabatan fungsional di bidang pengelolaan gedung dan itu memang adanya di Kementerian PU," kata Nining di gedung DPR RI, Selasa (3/7).

Sebagai pengganti Sumirat, Setjen DPR RI pun minta dari PU. Nining menjelaskan, atas perintah Ketua DPR RI Marzuki Alie maka pejabat eselon II yang menjabat Kepala Biro Pemeliharaan dan Instalasi DPR harus benar-benar mumpuni dan punya background memadai.

"Ketua DPR merekomendasikan untuk mendapatkan jabatan yang didukung background keilmuan yang memadai. Kita sepenuhnya serahkan ke PU," ucapnya.

Akhirnya, Kementrian PU menyodorkan nama Ery Saptaria Achyar. Di kementrian yang dipimpin Djoko Kirmanto itu, jabatan Ery adalah Kasubdit Pengendalian pada Direktorat Jenderal (Ditjen) Penataan Ruang Wilayah I.

Kepada wartawan Ery mengatakan, DPR RI adalah lingkungan yang baru baginya. "Kami akan adaptasi dulu sebentar," katanya.

Meski demikian Ery menegaskan, penanganan gedung DPR tak bisa sembarangan. Sebab, semua pemanfaatan ruang harus didasarkan pada asas fungsional.

"Yang jelas bangunan ini adalah bangunan yang sifatnya harus fungsional. Jadi harus memberikan keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna DPR. Jadi kita harus menjamin kenyamanan, keselamatan, dan aksesibilitas," ucapnya.

Ery juga mengatakan, dirinya akan berupaya agar gedung DPR sebagai bangunan khusus memiliki prestis tersendiri. "Itu kan ada bangunan umum khusus gedung sederhana dan tidak sederhana. Bangunan khusus itu tidak bisa dengan standard sederhana. Ini akan dibuat gedung prestise, jangan dilihat dari segi politik tapi dari segi kegunaannya," ucapnya.

Bagaimana dengan gedung baru DPR yang ditunda realisasinya? "Kalau gedung baru itu kan kami akan pelajari dulu. Kalau kebijakan itu kan dari pimpinan. Itu kan dari pimpinan. Kebijakan seperti apa kita lihat. Kita akan memberikan yang terbaik lah," pungkasnya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenangan Nasaruddin di Ateng Disahkan MK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler