jpnn.com - JAKARTA - Peta politik perebutan posisi Ketua DPR RI makin memanas. Golkar sebagai partai peserta pemilu yang memperoleh suara terbesar kedua setelah PDIP sudah mulai ancang-ancang mepersiapkan kader yang akan diusung menjadi calon Ketua DPR menggantikan Marzuki Alie yang tidak terpilih kembali ke Senayan.
“Golkar saat ini tengah menggodok sejumlah nama yang dianggap layak untuk disodorkan sebagai Ketua DPR. Pekan depan nama calon Ketua DPR, kata dia sudah bisa ditetapkan. Karena pelantikan beberapa hari lagi paling lambat minggu depan nama itu sudah di tetapkan oleh DPP,” kata Wasekjen Partai Golkar, Tantowi Yahya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (17/9).
BACA JUGA: Satgas PDIP Tolak Opsi Pilkada oleh DPRD
Menurut Tantowi, sejak awal memang sudah ada sejumlah nama yang digadang-gadang untuk maju sebagai Ketua DPR dari Partai berlambang pohon beringin ini.
Namun, memang yang belakangan nama yang mengkrucut kedua nama, di antaranya Bendahara Umum, Setya Novanto dan Wakil Ketua Umum, Fadel Muhammad, tetapi masih tentatif sifatnya.
BACA JUGA: Siap Gelar Pilkada Serentak 2015
“Nah ini belum ada yang mengerucut walau dua nama sering digadang-gadang, Setya Novanto dan Fadel Muhammad. Namun, keputusan terakhir siapa yang ditetapkan partai sebagai pimpinan DPR itu akan melalui mekanisme pengurus karena itu sementara itu dapat saya sampaikan,” tandasnya.
Tantowi juga menegaskan kalau Koalisi Merah Putih (KMP) sepakat untuk mengajukan kader Golkar sebagai calon Ketua DPR. Sebagai parpol dengan suara terbesar di koalisi, Golkar layak mendapatkan posisi pucuk pimpinan tertinggi DPR.
BACA JUGA: DKPP Pecat Anggota KIP Sabang
“Kita sepakat koalisi Merah Putih dari tujuh partai, Partai Golkar menempati posisi tertinggi. Jadi, secara demokratis, partai-partai lain penuh keikhlasan memberikan posisi itu kepada Golkar,” jelasnya.
KMP juga lanjutnya, sepakat azaz yang dipakai untuk menentukan posisi calon ketua DPR itu dari jumlah perolehan suara di pileg. Golkar merupakan parpol dengan suara terbesar dalam koalisi Merah Putih.
“Insya Allah fix ya. Azaz yang dipakai itu kan tidak bisa lepas dari jumlah kekuatan (suara di pileg),” tuturnya.
Seperti diketahui, dalam peraturan Tata Tertib (tatib) DPR pasal 28 dinyatakan satu paket pimpinan DPR yaitu satu calon ketua dan empat calon wakil harus dari masing-masing fraksi yang berbeda.
Bahkan, sejumlah nama memang sempat mencuat bakal menjadi pimpinan DPR dari Partai Golkar, adapun nama-nama yang sempat sampai ke publik, yakni Ketua Komisi II dari Fraksi Golkar, Agun Gunadjar Gunarsa, Ketua DPP Partai Golkar, Erlangga Hartanto, dan Ketua DPP Partai Golkar, Ade Komarudin, dan beberapa lainnya.
Namun, Setya Novanto yang kabarnya akan menjadi calon kuat ketua DPR RI, sudah mendapat serangan dari kalangan aktivis mahasiswa, lantaran dugaan korupsi yang kabarnya melibatkan nama Ketua Fraksi Golkar itu.
Serangan itu, dilancarakan oleh ratusan massa yang tergabung dalam Maklumat Formasi 2014 gabungan Dari Univ. Jayabaya, UBK, Attahiryah dan Uniat melakukan aksi demonstrasi di Gedung KPK.
Mereka meminta agar KPK segera memeriksa politisi Golkar, Setya Novanto yang menurut aktivis mahasiswa itu dalam orasinya, bahwa Setya terlibat kasus dugaan Korupsi pada e-KTP hingga pengadaan baju seragam Hansip yang kabarnya teloah merugikan negara triliunan rupaih.
“Kami meminta KPK tidak tebang pilih dan teruf fokus untuk memeriksa para politisi yang sudah jelas terindikasi dalam dugaan kasus korupsi,” ujar Kordinator Aksi M. Barmuda di depan gedung KPK, kemarin, (18/09). (dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Arumi Bachsin Didukung jadi Wali Kota Depok
Redaktur : Tim Redaksi