jpnn.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) dan menghentikan kerugian selama tiga sesi beruntun.
Logam kuning itu menguat karena ekuitas AS turun tajam setelah peringatan perlambatan global, investor pun mencari tempat aman.
BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian, Jumat 16 September 2022, UBS Lagi Murah
Dilansir dari Antara, emas menemukan dukungan tambahan karena pembacaan awal September dari indeks sentimen konsumen Universitas Michigan (UM) berada di 59,5, naik dari 58,2 pada Agustus.
Harga emas juga dipengaruhi oleh survei UM tentang ekspektasi inflasi satu tahun turun menjadi 4,6 persen pada September dari 4,8 persen pada Agustus, terendah sejak September 2021. Prospek inflasi lima tahun turun menjadi 2,8 persen, jatuh di bawah kisaran 2,9 persen menjadi 3,1 persen untuk pertama kalinya sejak Juli 2021.
BACA JUGA: 20 Orang Penambang Emas Ilegal Tertimbun Tanah Longsor
Analis pasar juga melihat beberapa pemburu barang murah karena harga terlalu murah (oversold) di pasar emas.
Para analis telah memperingatkan akan lebih banyak kerugian dalam emas setelah tergelincir di bawah level psikologis USD 1.700 atau level support utama pada awal pekan ini.
Di sisi lain, para investor menunggu pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan dan keputusan kenaikan suku bunga.
Ekspektasi kenaikan suku bunga setidaknya 75 basis poin oleh The Fed meroket setelah inflasi AS menunjukkan sedikit tanda-tanda pendinginan pada Agustus.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak USD 6,20 atau 0,37 persen, menjadi ditutup pada USD 1.683,50 per ounce, setelah diperdagangkan di kisaran tertinggi USD 1.689,90 dan terendah USD 1.661,90.
Harga emas tergelincir 2,6 persen untuk minggu ini.
Emas berjangka anjlok USD 31,8 atau 1,86 persen menjadi USD 1.677,30 pada Kamis (15/9), setelah jatuh USD 8,30 atau 0,48 persen menjadi USD 1.709,10 pada Rabu (14/9).(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul