jpnn.com, BALI - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengikuti kegiatan Special Ministerial-CEOs Meeting: Emerging Economies Cooperation yang diselenggarakan setelah KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Kamis (17/11).
Pada kesempatan itu, Luhut memaparkan potensi kerja sama ekonomi Indonesia kepada beberapa perwakilan negara Afrika serta para pelaku bisnis.
BACA JUGA: Laporan Luhut soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Sudah 80 Persen
Luhut menyebutkan Indonesia merupakan salah satu ekonomi yang tercepat tumbuh setelah pandemi.
Pada kuartal ketiga 2022, Indonesia bisa memulihkan kembali PDB ke tingkat sebelum pandemi, dengan ekonomi yang terus tumbuh di angka 5,7 persen.
BACA JUGA: Luhut Sebut Forum G20 Menghasilkan Kerja Sama Bernilai Miliaran Dolar AS
“Kami adalah salah satu negara yang tercepat (memulihkan ekonomi) karena kami bisa mengelola pandemi Covid-19 dan melakukan hilirisasi industri,” kata Luhut.
Terkait hilirisasi industri, kata dia, Indonesia saat ini tidak hanya memproduksi bahan mentah. Namun, memproduksi produk olahan dari bahan baku tersebut.
BACA JUGA: Pak Luhut Puas dengan Hasil Pertemuan G20, Singgung Duit Miliaran Dolar AS
Luhut mengatakan industri nikel yang menempatkan Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia. Jika sebelumnya Indonesia hanya mengekspor bijih nikel, kini Indonesia mengolah nikel menjadi besi dan baja sebelum menjualnya ke luar negeri agar memberi nilai tambah terhadap komoditas ekspor tersebut.
Sebelumnya ekspor bijih besi Indonesia hanya USD 1,2 miliar pada 2015, sekarang ekspor besi dan baja mencapai hampir USD 21 miliar.
“Indonesia sedang melakukan transformasi ekonomi. Saat ini kami memiliki visi mengembangkan industri baterai dan kendaraan listrik,” ujar Luhut.
Guna memperluas hilirisasi, Indonesia juga membangun sejumlah kawasan industri khususnya di luar Pulau Jawa agar mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi.
Lebih lanjut Luhut mengatakan Indonesia akan memaksimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan dalam rangka melakukan transisi energi.
Berbagai potensi energi terbarukan di sektor energi surya, panas bumi, air, hingga angin akan dimanfaatkan untuk mencapai komitmen carbon net zero pada 2060 atau lebih cepat.
Dari berbagai potensi tersebut, Luhut berharap Afrika atau negara berkembang lainnya tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia.
“Saya kira sudah waktunya Indonesia memainkan peran lebih besar, kami mengajak negara-negara berkembang khususnya Africa-Indonesia cooperation,” kata dia.
Pertemuan Special Ministerial-CEOs Meeting: Emerging Economies Cooperation diselenggarakan sebagai bagian dari komitmen Indonesia untuk turut merangkul dan memajukan kepentingan negara berkembang selama menjadi presiden G20.
Dalam pertemuan tersebut, hadir perwakilan dari Republik Demokratik Kongo, Senegal, Rwanda, serta Badan Pembangunan Uni Afrika. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Luhut Sebut Pelaksanaan G20 di Bali Tingkatkan PDB Rp 7,5 Triliun
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga