Seusai Naik 4 Hari Beruntun, Harga Emas Hari Ini Bikin Lemas

Kamis, 26 Mei 2022 – 06:19 WIB
Harga emas merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) di tengah stabilisasi imbal hasil obligasi pemerintah AS. Foto: ANTARA/Shutterstock/aa

jpnn.com, JAKARTA - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB).

Logam mulia anjlok lantaran aaksi ambil untung setelah USD bangkit dari level terendah satu bulan.

BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Makin Cakep, Bun! Jadi Sebegini

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman pada Juni di Divisi Comex New York Exchange jatuh USD 19,1 atau 1,02 persen menjadi ditutup pada USD 1.846,30 per ounce, menghentikan kenaikan selama empat hari beruntun.

Emas berjangka terangkat USD 17,60 atau 0,95 persen menjadi USD 1,865,40 pada hari Selasa (24/5).

BACA JUGA: Asyik! Harga Emas Hari Ini Meroket, Angkanya Lumayan Banget

Pada Senin (23/5) harga emas terdongkrak USD 5,7 atau 0,31 persen menjadi USD 1.847,80 pada hari Senin (23/5).

Investor juga menunggu rilis pertemuan kebijakan awal Mei Federal Reserve untuk petunjuk tentang arah kebijakan masa depan.

Risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terlah dirilis dan menunjukkan bahwa sebagian besar anggota FOMC percaya inflasi mungkin tidak lagi memburuk, dan kenaikan suku bunga 50 basis poin akan sesuai pada beberapa pertemuan berikutnya.

Semua peserta pada pertemuan kebijakan Federal Reserve 3-4 Mei mendukung kenaikan suku bunga setengah persentase poin untuk memerangi inflasi yang mengancam akan melaju lebih tinggi tanpa tindakan bank sentral, risalahnya menunjukkan.

Emas memangkas kerugian setelah risalah masuk. Namun, tetap lebih rendah, telah turun hampir sepanjang hari karena dolar yang lebih kuat.

"Sementara risalah Fed secara luas sejalan dengan ekspektasi pasar, The Fed menyatakan kenaikan 50 basis poin kemungkinan akan sesuai pada pertemuan Juni dan Juli," kata Seorang analis di Standard Chartered Suki Cooper.

Menurut Cooper, fokus pasar kemungkinan akan tetap pada data inflasi dan tanda-tanda penurunan tekanan biaya. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler