SEVILLE - Semakin banyak saja klub Spanyol yang bermasalah dengan keuangan. Setelah Malaga dan Deportivo La Coruna, belakangan terkuak juga bahwa Sevilla masih menunggak pembayaran gaji pemain. Sebanyak 11 pemain yang gajinya belum dibayar.
Malaga bahkan terkena sanksi larangan bermain di pentas Eropa musim depan karena gagal memenuhi stardar finansial UEFA. Bahkan, bila akhir Maret nanti belum memenuhi pembayaran gaji dan pajak, mereka terancam terkena sanksi tambahan.
Lalu, Deportivo sudah masuk ke administrasi liga dan sedang mengurus bangkrut. Penyebabnya, mereka tidak bisa membayar gaji dan pajak. Situasi yang membuat Deportivo semakin terpuruk di Primera Division musim ini.
Namun, presiden Sevilla Jose Mario Del Nido menilai, kondisi mereka tidak separah klub-klub di atas. Mereka akan mencicil 3 juta euro atau setara Ep 35 miliar. Secara total, mereka memiliki utang sebesar 42 juta euro (setara Rp 500 miliar).
"Saya akan bertemu dengan 11 pemain yang gajinya masih tertunda," jelas Del Nido, seperti dikutip Football Espana.
Biar begitu, Del Nido menyakini mereka tidak akan terkena sanksi dari UEFA. "Kami sudah membuat jadwal rencana pembayaran utang pada tanggal yang ditetapkan dan itu akan berlangsung selama bulan mendatang," jelasnya.
Menurut dia, kondisi keuangan tim-tim di Spanyol sedang sulit sekarang dan posisi mereka tidak begitu buruk. Dengan perencanaan yang tepat, mereka bisa melunasi semua utang sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan.
Musim ini, performa Sevilla agak payah. Mereka berada di papan tengah, tepatnya pada posisi ke-11 dengan 29 poin dari 23 poin. Mereka tertinggal delapan poin dari zona Eropa yang menjadi target pada awal musim ini.
Pada jornada ke-24, Sevilla akan bertanding melawan sesama tim yang mengalami masalah keuangan, yakni Deportivo La Coruna di Ramon Sanchez Pizjuan, dini hari nanti. Mereka berambisi bangkit dari kekalahan menyakitkan 1-4 oleh Real Madrid (9/2). (ham)
Malaga bahkan terkena sanksi larangan bermain di pentas Eropa musim depan karena gagal memenuhi stardar finansial UEFA. Bahkan, bila akhir Maret nanti belum memenuhi pembayaran gaji dan pajak, mereka terancam terkena sanksi tambahan.
Lalu, Deportivo sudah masuk ke administrasi liga dan sedang mengurus bangkrut. Penyebabnya, mereka tidak bisa membayar gaji dan pajak. Situasi yang membuat Deportivo semakin terpuruk di Primera Division musim ini.
Namun, presiden Sevilla Jose Mario Del Nido menilai, kondisi mereka tidak separah klub-klub di atas. Mereka akan mencicil 3 juta euro atau setara Ep 35 miliar. Secara total, mereka memiliki utang sebesar 42 juta euro (setara Rp 500 miliar).
"Saya akan bertemu dengan 11 pemain yang gajinya masih tertunda," jelas Del Nido, seperti dikutip Football Espana.
Biar begitu, Del Nido menyakini mereka tidak akan terkena sanksi dari UEFA. "Kami sudah membuat jadwal rencana pembayaran utang pada tanggal yang ditetapkan dan itu akan berlangsung selama bulan mendatang," jelasnya.
Menurut dia, kondisi keuangan tim-tim di Spanyol sedang sulit sekarang dan posisi mereka tidak begitu buruk. Dengan perencanaan yang tepat, mereka bisa melunasi semua utang sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan.
Musim ini, performa Sevilla agak payah. Mereka berada di papan tengah, tepatnya pada posisi ke-11 dengan 29 poin dari 23 poin. Mereka tertinggal delapan poin dari zona Eropa yang menjadi target pada awal musim ini.
Pada jornada ke-24, Sevilla akan bertanding melawan sesama tim yang mengalami masalah keuangan, yakni Deportivo La Coruna di Ramon Sanchez Pizjuan, dini hari nanti. Mereka berambisi bangkit dari kekalahan menyakitkan 1-4 oleh Real Madrid (9/2). (ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Klub-klub Jerman Tanpa Kemenangan
Redaktur : Tim Redaksi