jpnn.com - JAKARTA - Kekesalan publik semakin massif pascapengesahan Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah yang memuat aturan mengenai Pilkada lewat DPRD. Tak pelak, sikap Partai Demokrat yang walk out saat Rapat Paripurna, Jumat (26/9) dini hari, menjadi kecaman.
Bahkan, kekesalah terhadap Ketua Umum PD yang juga Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono beredar di dunia maya hingga hastag #ShameOnYouSBY menembus trending topic dunia teratas di twitter di saat SBY sedang melakukan lawatan ke Amerika Serikat.
BACA JUGA: Demokrat: 10 Syarat Perbaikan Membuat Pilkada Sempurna
Menurut Direktur Eksekutif Pusat Kajian (Pusaka) Trisakti Fahmi Habsyi, jika sudah begini massiv-nya kekesalan publik, maka SBY disarankan untuk tidak usah kembali dulu ke Indonesia.
Alasannya, supaya SBY memiliki waktu untuk merenung dan berpikir lebih jernih di luar negeri apa yang harus dilakukan untuk bangsa dan kehormatannya sendiri.
BACA JUGA: Perludem Pastikan Gugat UU Pilkada ke MK
"Saat seluruh rakyat menanti pertaruhan masa depan hak politik dan demokrasinya SBY malah jalan-jalan. SBY sebaiknya tidak usah kembali ke Indonesia dahulu hingga pelantikan presiden tanggal 20 Oktober. Jadi SBY punya waktu untuk berpikir jernih apa yang sebaiknya dilakukan untuk bangsa ini kedepan," kata Fahmi dalam keterangannya, Sabtu (27/9) pagi.
Fahmi berharap dengan SBY merenung lebih jernih di sana, supaya mendapatkan hidayah dan pencerahan dari Tuhan YME diantara dua opsi.
BACA JUGA: Sabtu Pagi, #ShameOnYouSBY Masih Trending Topic
Ia menjelaskan, opsi pertama SBY kembali Indonesia untuk bergabung bersama-sama rakyat dan mengajak partai yang dipimpinnya memperkuat koalisi pemerintahan Jokowi-JK dan membagikan sumbangsih pemikiran untuk membangun Indonesia Maju, Berkualitas dan Demokratis ke depan.
Opsi kedua, kata Fahmi, SBY tetap mempertahankan dukungannya pada koalisi yang dikomandani Amien Rais yang makin merosotkan kewibawaan dan kehormatan SBY di mata publik yang sudah di titik nadir dengan berbagai skandal korupsi yang menimpa menteri dan kadernya dan WO Pilkada kemarin.
"Atau jika SBY masih penuh keraguan atas dua opsi di atas masih ada opsi ketiga SBY tidak usah kembali ke Indonesia dan tetap tinggal di luar negeri dalam lawatannya sekarang untuk menikmati masa pensiun, menulis buku dan menciptakan lagu dibanding jadi cibiran publik nasional dan dunia internasional tanpa legacy yang diwariskan," kata Fahmi. "Saya yakin banyak negara yang bersedia menerima SBY tinggal disana," timpal Fahmi.
Dia mengatakan, rakyat Indonesia adalahh pemaaf. SBY pun masih punya cukup waktu mempertimbangkan opsi-opsi di atas. "Tidak perlu mememerintahkan SMS Max atau Nurhayati untuk memilih opsi tersebut. Cukup istikharah pada Gusti Allah, dengarkan saran keluarga terdekat dan dengarkan suara hati nurani Anda Mr.President. Jangan politisi kancil yang didengar," pungkas Fahmi. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebenarnya Hanura Dukung 10 Syarat Demokrat
Redaktur : Tim Redaksi