Shell Eco-marathon Picu Lahirnya Sederet Kendaraan Hemat Energi Buatan Mahasiswa Indonesia

Selasa, 15 Desember 2020 – 17:45 WIB
Kendaraan hemat energi buatan mahasiswa Indonesia. Foto: dok Shell

jpnn.com, JAKARTA - Partisipasi Indonesia dalam kompetisi Shell Eco-marathon (SEM) Asia tahun ini memasuki usianya ke-10 sejak pertama kali diadakan pada 2010.

Melalui SEM Asia, berbagai inovasi kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan telah berhasil ditampilkan oleh para inovator muda asal Indonesia yang berkompetisi di kancah global.

BACA JUGA: 22 Mobil Mahasiswa Indonesia Kembali Ramaikan Shell Eco-marathon Asia 2019

Shell Eco-marathon mengambil peran penting dalam menginspirasi generasi muda Indonesia untuk bereksperimen secara cerdas dan kreatif dalam mencari solusi atas tantangan efisiensi bahan bakar saat ini dan di masa depan.

"Dalam perjalanan 10 tahun partisipasi Indonesia di SEM, kami patut bangga dengan peningkatan jumlah mahasiswa yang terlibat yaitu sebanyak lebih dari 200 persen," kata President Director & Country Chair Shell Indonesia Dian Andyasuri dalam siaran pers, Selasa.

BACA JUGA: Shell Sudah Miliki Pelumas Khusus Kendaraan Listrik

"Sementara itu jumlah partisipasi kampus yang hanya 4 di tahun 2010 menjadi lebih dari 25 institusi pendidikan pada 2020."

Partisipasi mahasiswa dari berbagai universitas di penjuru Indonesia telah menghadirkan sederet kendaraan hemat energi hasil inovasi mereka yang mengedepankan efisiensi energi.

Berawal dari 9 team yang berpartisipasi dalam kategori internal combustion (mesin pembakaran dalam dengan bahan bakar bensin, diesel, ethanol dan gas alam terkompresi).

BACA JUGA: Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik, Pertamina Dinilai Tempuh Langkah Strategis

Tahun ini bertumbuh menjadi 16 team kategori internal combustion dan 15 team dengan kategori mobil listrik dan hydrogen fuel cell.

Indonesia juga berhasil memukau khalayak dunia di ajang Drivers’ World Championship (DWC) sebagai perwakilan regional Asia.

Dalam kesempatan yang berbeda, tim Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan tim Bumi Siliwangi 4 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bahkan berhasil meraih gelar juara dengan mengalahkan tim pesaing dari Kanada, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa.

Pencapaian tim-tim Indonesia sampai saat ini telah menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia adalah generasi yang kompetitif, gigih, dan inovatif.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, melihat program Shell Eco-marathon sejalan dengan rencana Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024.

Program itu mengutamakan pengembangan riset dan teknologi di sektor energi sebagai salah satu prioritas utama.

“Kemenristek melihat bahwa ajang Shell Eco-marathon telah menjadi tolak ukur dan inspirasi bagi Indonesia dalam menggagas kompetisi serupa di tingkat nasional, yaitu dalam Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE),” ucap Bambang Brodjonegoro.

Shell Eco-marathon menawarkan format kompetisi antar pelajar dan mahasiswa untuk mendesain, membangun dan menguji mobil-mobil hemat energi yang kemudian dipertandingkan di lintasan balap. (rdo/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler