Sherly, Gadis Mempawah Korban Pernikahan Palsu di Beijing

Minggu, 14 Agustus 2016 – 08:55 WIB
Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com - MEMPAWAH – Nasib pilu dialami Sherly Nurulita, 20, warga RT 11/RW 06 Desa Peniram, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Diiming-imingi harta dan perhiasan, perempuan tersebut kemudian dinikahkan dengan warga Tiongkok melalui perantara. Alih-alih mendapatkan kehidupan rumah tangga bahagia, korban malah dijadikan pembantu dan kerap dipukuli.

BACA JUGA: Ada Anggota Dewan Tolak Rencana Rekrutmen CPNS

Kasus yang dialami anak ketiga dari delapan bersaudara itu bermula pada awal April 2016 silam. Ketika itu AK, seorang jaringan mak comblang yang diduga sindikat perkawinan palsu, menyambangi kediaman keluarga korban. 

Kondisi perekonomian keluarga yang sangat memprihatinkan menjadi sasaran empuk sindikat ini, untuk menjebak korbannya. Apalagi, ketika itu orang tua korban sedang sakit parah. Ibunya harus mendapatkan perawatan dokter, sedangkan bapaknya terkena serangan stroke. 

BACA JUGA: Sakit, Tapi Masih Ingin Naik Haji

AK pun datang membawa tawaran menikahkan Sherly dengan seorang warga Beijing, Tiongkok. Iming-iming kehidupan bahagia dengan limpahan harta pun dijanjikan sebagai garansi.

Sherly pun tak kuasa menolak. Dia tak tega melihat kesulitan ekonomi yang mendera keluarganya. Dia berharap kalau sudah menikah nanti, bisa mengangkat derajat keluarganya dari kemiskinan. Kesepakatan pun dilakukan. Sherly mendapat uang tunai Rp 20 juta dari AK setelah melaporkan kepada bosnya LL, warga Kota Pontianak.

BACA JUGA: Tiga Distrik Tempurung Dogiyai Direndam Banjir

Setelah segala administrasi keberangkatan dilengkapi, Sherly pun bersiap menemui suaminya di Beijing. Untuk meyakinkan Sherly dan keluarganya, Suryanto selaku abang, difasilitasi untuk ikut mengantarkan adiknya ke Beijing.

Suryanto pun memastikan Sherly mendapatkan penyambutan dan perlakukan baik dari pihak keluarga suaminya. Bahkan, dua minggu kemudian dilangsungkan pesta pernikahan di Beijing. Namun, belakangan diketahui dari sumber terpercaya kalau tidak pernah dilakukan pernikahan, melainkan hanya acara makan-makan biasa.

Suryanto pun kemudian pulang ke tanah air setelah memastikan adiknya mendapatkan pria yang tepat. Dari situlah, petaka dialami Sherly. Setelah dia seorang diri di Beijing, suami dan keluarganya berlaku kasar. Sherly dijadikan pembantu dan kerap mendapatkan pelakukan kasar dengan dipukuli bahkan ditendang.

Tak tahan dengan perlakuan kasar yang terus menerus dialaminya, Sherly pun berusaha menghubungi keluarganya di Sungai Pinyuh. Dari komunikasi itulah akhirnya pihak keluarga membuat laporan polisi. Laporan tersebut kemudian disampaikan kepada Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Mempawah.

Ketua SBMI, Mahadir pun merespons cepat laporan tersebut. SBMI berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya seperti Dewan Pimpinan Nasional (DPN) SBMI di Jakarta maupun di luar negeri. 

Sementara itu, Mahadir dan rekan-rekan berusaha memburu jaringan sindikat yang menyalurkan korban kepada warga negara Tiongkok itu.

Terungkaplah keberadaan LL, yang juga bos dari mak comblang AK. Melalui perantara AK, LL kemudian dijebak agar datang ke Sungai Pinyuh, untuk menjemput tiga orang amoy yang siap dinikahkan dengan warga Tiongkok. LL pun masuk dalam perangkap dan diserahkan ke Polsek, sebelum akhirnya dilimpahkan ke Polres Mempawah.

“Dari keterangan LL itu, kami mendapatkan kontak BBM Sherly. Dari situlah kami mulai mengumpulkan dokumen dan data Sherly. Kemudian kami membuat laporan via email kepada KBRI di Beijing pada tanggal 1 Agustus,” terang Mahadir, Sabtu (13/8) siang.

Tiga hari pascalaporan itu, imbuh Mahadir, pihaknya mendapatkan jawaban dari KBRI, yang memastikan akan menangani kasus itu dan berjanji memulangkan Sherly ke tanah air. Kemudian sekitar 9 Agustus, KBRI bekerjasama dengan SBMI Beijing dan aparat keamanan setempat berhasil mengamankan Sherly.

“Kita tidak tahu detail proses di sana (Beijing, Red) seperti apa? Namun, kabarnya Sherly dan pihak keluarga suaminya sempat beberapa kali diperiksa kepolisian setempat. Sejak itulah Sherly diamankan KBRI dan Jumat (12/8) malam, Sherly tiba di Pontianak,” ungkapnya.

Mahadir memastikan pihaknya akan terus memberikan pendampingan dan perlindungan terhadap Sherly. Sebab, dipastikan dia, dalam waktu dekat ini SBMI akan melaporkan sindikat perkawinan palsu ini kepada polisi. Harapan dia agar tidak ada lagi warga Kabupaten Mempawah yang menjadi korban perkawinan palsu itu.

“Menurut Sherly, dua minggu lalu sepupu suaminya sudah melangsungkan pernikahan dengan amoy warga Mempawah. Dan ada juga amoy warga Sungai Rasau yang lebih dulu menjadi korban perkawinan palsu ini. Makanya sindikat jaringan perkawinan palsu harus diberantas,” tegasnya.

Dia pun mengimbau kepada para korban lainnya, agar segera melaporkan kepada SBMI maupun Pemerintah Provinsi Kalbar. Sebab, dijelaskan dia bahwa Pemprov memastikan akan memberikan perlindungan dan bantuan hukum, untuk mengurus kasus itu sampai tuntas.

“Pemprov sudah membuktikan penanganan cepat untuk memulangkan Sherly. Makanya bagi korban-korban lain di luar sana, agar segera melaporkan kepada SBMI maupun pemerintah daerah masing-masing,” serunya.

Sementara itu, Sherly yang tiba dari Beijing sekitar pukul 21.00 WIB langsung diantarkan ke rumahnya di Desa Peniram. Didampingi SBMI, Pemprov Kalbar, dan Dinsosnakertrans Kabupaten Mempawah, Sherly disambut haru oleh keluarga. 

Mereka bersyukur Sherly bisa pulang dalam keadaan selamat. “Dia (suami, Red) dan keluarganya sering kasar. Suka memukul dan menendang,” cerita Sherly yang tampak masih trauma dengan peristiwa yang dialaminya.

Menurut data SBMI, saat ini masih ada beberapa korban warga Kabupaten Mempawah yang terjebak dalam sindikat perkawinan palsu dan masih berada di luar negeri. Makanya, SBMI mengimbau partisipasi dari keluarga korban agar segera melaporkannya.

“Ada sekitar 6 – 7 warga Kabupaten Mempawah yang menjadi korban perkawinan palsu ini. Kita tidak akan tinggal diam dan akan berupaya membantu korban untuk dipulangkan kepada keluarganya,” tukas Mahadir. (wah/sam/jpnn) 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Jiwa jadi Korban Perang Mimika, 4 Tewas, 15 Luka Panah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler