jpnn.com, JAKARTA - Pelatih asal Korea Selatan Shin Tae Yong menjadi nama yang paling kuat bakal ditunjuk jadi Pelatih Timnas Indonesia menggantikan Simon McMenemy. Media Korea NaverSports juga mengakui peluang besar tersebut.
Bak gayung bersambut, dalam salah satu artikelnya, mereka menjelaskan bahwa Shin Tae Yong memang mengaku memiliki banyak tawaran. Namun, dia lebih memilih ingin mendengarkan dan berbicara dengan Indonesia terlebih dulu sebelum mendengarkan tawaran dari klub lain.
BACA JUGA: Fakhri Husaini Tinggalkan Timnas Indonesia U-19, Suporter: Pelatih Berprestasi Wajar Minta Naik Gaji
"Shin Tae Yong sudah bernegosiasi dengan beberapa klub di J-League dan Chinese Super League. Tetapi dia memutuskan untuk mendengarkan PSSI. Direktur Shin Tae-yong juga akan mengunjungi Kuala Lumpur, tempat Malaysia akan bermain, dan menonton pertandingan,” bunyi penggalan berita situs tersebut, yang dilansir pada 12 November.
Artinya, saat ini opsi untuk memilih Tae Yong sudah cukup kuat mengingat PSSI sempat meminta agar suporter memahami langkah PSSI.
BACA JUGA: Jumlah Penonton Timnas Indonesia Lawan Korea Utara Meningkat Drastis
Bahkan, PSSI sudah berani menjelaskan bakal mendengarkan paparan Pelatih 49 tahun tersebut pada 19 November mendatang di Kuala Lumpur, Malaysia, bertepatan dengan laga Indonesia lawan Malaysia.
"Kalau Luis Milla berat, paling kuat opsinya ya pelatih asal Korsel ini, lebih murah dari Milla. Apalagi PSSI melihat klub Asia Tenggara ada yang dilatih pelatih Korsel dan bagus, contohnya Vietnam," tegas sumber JPNN.
BACA JUGA: Iwan Bule Tonton Timnas Indonesia U-19 Vs Timor Leste, Penonton Teriakkan Nama Luis Milla
Ditambah lagi pernyataan Tae Yong di media Korsel yang menyebut lebih memilih mendengarkan tawaran Indonesia terlebih dulu daripada klub Liga Jepang ataupun Tiongkok.
BACA JUGA: Warga Jalan Jangka Ungkap Perilaku Pelaku Bom Medan, Oh Ternyata…
Hemat kata, bak gayung bersambut, PSSI dan Tae Yong sudah memiliki keinginan yang sama kuat, tinggal memastikan saja berapa mahar yang harus disepakati agar status segera pasti. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad