Shutdown Tak Kunjung Usai, PNS Amerika Serikat Mulai Resah

Jumat, 04 Januari 2019 – 08:16 WIB
Partial shutdown pemerintah Amerika Serikat menyebabkan sejumlah fasilitas dan kantor pemerintah ditutup. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Leo resah. Sudah sepuluh hari petugas pemeriksa pajak Badan Pajak Internal Pemerintah Federal AS itu tidak bekerja. Pemerintah meliburkan kantornya karena shutdown parsial sejak 22 Desember lalu. Dia tidak tahu sampai kapan harus "menganggur" di rumah. Dia juga tidak yakin mendapatkan gaji bulan ini.

"Kini saya harus menghemat setiap penny (koin senilai 1 sen)," ujar Leo saat diwawancarai CNBC.

BACA JUGA: Demokrat Siapkan Dua Senjata Baru untuk Menaklukkan Trump

Meski tidak bekerja, dia dan keluarganya tetap butuh makan. Berbagai kebutuhan pokok lainnya juga tetap harus dipenuhi. Salah satunya, insulin. Sebagai penderita diabetes, Leo bergantung pada insulin. Tapi, shutdown parsial membuatnya menunda pembelian obat tersebut.

Insulin yang sebenarnya menjadi kebutuhan pokok Leo tidak murah. Harganya berkisar USD 200 (sekitar Rp 2,8 juta). Karena takut kehabisan uang sementara tidak ada pemasukan yang pasti, dia lantas mengurungkan pembelian insulin.

BACA JUGA: Keluar dari UNESCO, Amerika dan Israel Masih Menunggak Iuran

Jika kondisi itu berlanjut, Leo terpaksa menggunakan kartu kredit untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarganya.

Leo tidak sendiri. Dia bukan satu-satunya warga AS yang menderita karena shutdown parsial. Ada sekitar 800 ribu pegawai pemerintah seperti Leo yang dirumahkan sementara atau tetap bekerja tapi tidak digaji. Upah mereka baru bisa cair setelah shutdown parsial berakhir.

BACA JUGA: Trump Batal Tarik Serentak Pasukan dari Syria

Sejauh ini belum ada tanda-tanda shutdown parsial akan usai. Presiden Donald Trump dan para pemimpin Kongres, baik dari Partai Demokrat maupun Partai Republik, belum sepakat soal anggaran. Pertemuan Rabu (2/1) di Situation Room, Gedung Putih, juga tidak membuahkan hasil.

Trump tetap bersikukuh pada pendiriannya untuk membiayai pembangunan tembok permanen di perbatasan AS-Meksiko. Dana yang dia butuhkan mencapai USD 5 miliar (sekitar Rp 72,12 triliun). Opsi itu langsung ditolak politisi Demokrat. Baik yang duduk di House of Representatives maupun Senat.

"Kami sudah meminta presiden untuk mengoperasikan kembali pemerintahan (yang kini shutdown, Red). Kami juga sudah memberikan kepada Republik untuk mencari jalan keluar," ujar Nancy Pelosi, politikus senior Demokrat, sebagaimana dikutip Reuters.

Sementara itu, masyarakat mulai mengeluhkan dampak shutdown parsial yang sudah berlangsung 13 hari. Terutama karena tidak ada pe­tugas kebersihan yang bekerja. Tidak ada yang mengangkut sampah atau membersihkan toilet.

Di Yosemite National Park, Negara Bagian California, sekitar 27 ton sampah terabaikan. Beberapa pengunjung mengunggah foto toilet-toilet portabel yang sudah penuh dan tak bisa digunakan. Pemandangan yang sama terlihat di Joshua Tree National Park.

"Kami sangat prihatin dengan laporan tentang kotoran manusia yang ada di tempat tak semestinya," tegas John Garder, direktur senior Anggaran dan Alokasi untuk Asosiasi Konservasi Taman Nasional.

Dia juga khawatir dengan banyaknya sampah yang bisa membahayakan satwa liar. Sebanyak 17 museum yang dioperasikan Smithsonian di Washington juga tutup sejak Rabu. Termasuk National Zoo. (sha/c22/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amerika Serikat Ikut Memprotes Kesepakatan Brexit


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler