jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Rano Karno optimistis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim bakal mampu membuat platform Rumah Belajar menjadi yang terdepan di Indonesia.
Rano menuturkan, platform Rumah Belajar milik Kemendikbud patut mendapatkan prioritas agar lebih baik serta unggul ketimbang aplikasi digital serupa milik swasta.
BACA JUGA: Mas Nadiem, Guru Juga Perlu Dilatih Agar Belajar dari Rumah Menyenangkan
"Mas Nadiem behasil menjadikan Gojek jadi perusahaan hebat. Kita optimis saja kalau Mendikbud juga mampu menyempurnakan aplikasi Rumah Belajar sehingga banyak diakses," kata Rano di Jakarta.
Namun, menurut Rano, tujuan itu bisa tercapai jika semua kalangan mendukungnya. Menurutnya, tidak bisa dibebankan seluruhnya ke Nadiem Makarim maupun instansi Kemendikbud. Pasalnya, Rumah Belajar adalah milik negara.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: 150 Orang Meninggal Misterius, Gaji Dosen, Jangan Rampas Kewenangan Presiden
"Jadi dari kita semua harus juga mendukung, membantu dan ikut berkontribusi pikiran jika memang aplikasi Rumah Belajar ingin populer. Back up juga sosialisasinya supaya dapat diketahui ke seluruh wilayah di Indonesia," tambah Rano.
Sebagaimana diketahui, survei yang diselenggarakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis bahwa platform Rumah Belajar milik Kemendikbud kurang dikenal dan dimanfaatkan oleh siswa.
BACA JUGA: Masa Belajar di Rumah Diperpanjang, Guru Diingatkan Jangan Bikin Stres Siswa
Sebanyak 76,6 persen responden mengaku mereka tidak pernah menggunakan apikasi digital Rumah Belajar Kemendikbud. Sedangkan sisanya 23,4 persen menggunakan platform Rumah Belajar karena tugas sekolah diberikan Guru.
Sementara 56,9 persen murid di Indonesia menyatakan sama sekali tidak pernah mendengar dan mengetahui adanya platform Rumah Belajar milik Kemendikbud.
Platform Rumah Belajar adalah hasil pengembangan portal sebelumnya yang diluncurkan Kemendikbud pada 15 Juli 2011.
Portal ini berisi konten bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sebagai sumber media pembelajaran. (flo/jpnn))
Redaktur & Reporter : Natalia