jpnn.com, TARAKAN - Polres Tarakan, Kaltara, masih mendalami penyebab kematian bayi yang ditemukan di dalam freezer, Selasa lalu (2/8).
Meski dari pengakuan ibu bayi malang itu, yakni SL (24) menyebut bayi tersebut langsung meninggal saat dilahirkan, polisi masih ingin menggalinya lebih jauh.
BACA JUGA: Bayi Disimpan di Lemari Pendingin Dikubur, Ayahnya Menangis
Kapolres Tarakan, AKBP Dearystone Supit melalui Paur Subag Humas Polres Tarakan, Ipda Deni Mardiyanto mengatakan, pihak kepolisian masih harus menunggu kesimpulan dari dokter yang melakukan autopsi terhadap bayi yang membeku saat ditemukan tersebut.
Upaya autopsi sudah dilakukan sejak diserahkan Kamis lalu (3/8) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan.
BACA JUGA: Cantik Tapi Jahat, Ini Muka Ibu yang Tega Bekukan Bayinya di Freezer
“Untuk autosi bayi sudah selesai. Cuma untuk hasilnya belum tahu, paling lambat Senin depan,” ungkapnya.
Autopsi bayi berjalan kurang lebih 2 jam. Ini dilakukan pihak kepolisian untuk menguatkan bukti-bukti dan mencocokkannya dari keterangan yang didapatkan dari pelaku.
BACA JUGA: Ketika Emak-Emak Lihat Razia Kendaraan, Lucu Bangeettt
Sementara ini, pihak kepolisian masih berpedoman terhadap kesaksian pelaku dan suami pelaku. Namun dari hasil autopsi nantinya, baru akan diketahui apakah sebelum atau sesudah lahir bayi tersebut meninggal.
“Karena dari keterangan suami dan pelaku sama. Maksudnya pelaku menutupi kehamilannya dari suaminya dan dia juga tidak mau diketahui kehamilannya. Kemudian suaminya pun tidak tahu menahu mengenai kehamilan istrinya,” beber Deni.
Tidak hanya itu, sampai kemarin pelaku masih kukuh pada pernyataannya bahwa tidak ada yang mengetahui dirinya hamil. Apakah orang tua pelaku tahu SL hamil?
“Ibunya memang pernah tinggal sama pelaku, namun tidak menetap karena hanya menjaga anaknya, lalu pulang. Kita masih dalami lagi dan kita butuh keterangan saksi-saksi untuk menunjukkan itu apakah dia hamil pada waktu itu,” tekannya.
Demi menjelaskan, untuk menutupi kehamilannya, pelaku mengaku hanya memakai baju yang agak besar dan sering memakai celana yang agak ketat.
Sementara itu, pelaku juga sempat mengatakan kepada suaminya bahwa dia sakit. Namun suaminya yang diketahui berinisial DH tidak curiga saat Sally mengaku sakit.
“Kita masih cari saksi lain lagi untuk menguatkan motif lain. Kalau untuk pembunuhan sudah masuk, cuma motif sebenarnya untuk dikembangkan lagi kita butuh saksi-saksi lagi. Kalau tidak salah, kemarin ada informasi (yang menyebut) pernah melihat si pelaku hamil, namun kita belum ambil keterangan. Saksi itu ada hubungan keluarga,” jelasnya.
Terkait upaya tes DNA untuk mengetahui apakah bayi tersebut adalah anak SL dan DH, bukan dari perselingkuhan, Deni menegaskan, pihak kepolisian tidak akan melakukan tes tersebut, kecuali diperlukan.
“Untuk tes DNA itu sesuai dengan kebutuhan, kalau suaminya keberatan kita bisa bantu. Namun untuk penyidikan kita tidak perlukan (tes DNA) karena pihak orang tua sudah mengakui hasil hubungan dengan suaminya,” imbuh DNA.
Saat dimintai keterangan, SL dan DH juga mengatakan hubungan mereka selama ini baik dan tidak pernah ada pertengkaran, apalagi ada orang ketiga dalam hubungan mereka.
Dalam melakukan penyelidikan, lanjut Deni, tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka baru, apalagi nantinya ada saksi yang didapati tahu pelaku hamil dan membantu pelaku dalam menjalankan aksinya.
“Dia merasa simpan di freezer dengan mengatakan daging titipan temannya. Ngakunya kalau menyangkul (untuk mengubur sang bayi) dia tidak punya kemampuan. Kalau mau digali nanti suruh orang pasti dia tahu, sampai saat ini itu alasannya,” pungkasnya. (zar)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sidang Lucu, Hakim Ngakak Dengar Curhat Pengedar Sabu-Sabu
Redaktur & Reporter : Soetomo