jpnn.com - PALEMBANG - Harga cabai merah makin pedas. Di Pasar Cinde, Palembang, yang jadi salah satu patokan harga sembako Metropolis, cabai keriting dijual Rp 120 ribu per kilogram.
Tak hanya pembeli yang terkejut, pedagang kecil pun kalang-kabut. “Sebelum ini, cabai sempat turun jadi Rp100 ribu. Hari ini (kemarin), malah naik jadi Rp 120 ribu,” ujar Susna, salah seorang pedagang cabai di Pasar Cinde.
BACA JUGA: SKL BLBI Harus Dihormati
Susna mengaku membeli cabai keriting dari agen seharga Rp 100 ribu per kilogramnya. Informasi yang didapatkannya, sejumlah daerah gagal panen cabai karena banjir.
“Saya sempat ditawari untuk membeli cabai dalam jumlah banyak oleh penyalur, tapi modalnya besar dan takut tidak ada yang beli,” bebernya, seperti diberitakan Sumatera Ekspres (Grup JPNN).
BACA JUGA: AirAsia QZ8501 Tetap Terbang ke Singapura
Untuk harga sayur-mayur, tak ada kenaikan. Misalnya, bawang merah dan bawang putih Rp 25 ribu per kilogram, kacang panjang Rp6 ribu, bayam Rp2 ribu per ikat, kangkung Rp 1.000 per ikat.
Hindun, pedagang cabai di Pasar Km 5 menambahkan, ia terpaksa menjual cabai merah keriting Rp110 ribu per kilogram. “Kami terpaksa naik Rp10 ribu. Kalau tidak dinaikkan, kami rugi,” tuturnya.
BACA JUGA: Tambah Kenaikan Hingga Tutup Tahun
Di warung, harga cabai merah keriting tembus Rp140 ribu. “Saya tadi beli di warung, satu ons Rp14 ribu. Berarti satu kilogram Rp140 ribu. Mahal sekali,” kata Diah, salah seorang ibu rumah tangga, warga Jl A Yani.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Palembang, Syahrul Hefni, melalui Kasi Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN), Yulida mengatakan, beberapa hari terakhir, harga cabai, khususnya cabai merah, memang mengalami kenaikan.
Sejumlah daerah pemasok cabai belum masuk masa panen. Namun, ia yakin kondisi ini tidak akan lama. Dalam tiga bulan ke depan, petani sudah ada yang panen. “Konsumen kan bisa membeli sambal botol yang lebih praktis dan murah untuk dikonsumsi,” tukasnya. (uni/ce4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Investasi Industri Rp 270 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi