jpnn.com - SURABAYA - Maskot pelaksanaan Pemilihan Wali Kota Surabaya 2024 'Si Mbois' mulai diperkenalkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya.
Menurut anggota KPU Kota Surabaya Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM Subairi maskot Si Mbois yang diperkenalkan dengan rupa buaya.
BACA JUGA: Pengamat Sebut Mayoritas Warga Jabar Ingin Kembali Dipimpin Ridwan Kamil
Menurutnya maskot tersebut menjadi sarana sosialisasi kepada masyarakat untuk menyukseskan pesta demokrasi pemilihan wali kota dan wakil kota Surabaya.
"Maskot Pilkada Surabaya memiliki akronim 'Siap Memilih dan Berdemokrasi Untuk Surabaya' (Si Mbois). Nama itu merupakan doa bersama agar seluruh pelaksanaan tahapan berjalan lancar dan sukses," Subairi di Surabaya, Selasa (11/6).
BACA JUGA: Edy Rahmayadi Enggak Takut Lawan Menantu Presiden Jokowi Bobby Nasution
Si Mbois merupakan maskot karya Dedy Ranggameda yang terpilih sebagai pemenang lomba pembuatan maskot Pilkada Surabaya 2024.
Subairi mengatakan terpilihnya Si Mbois sebagai maskot pesta demokrasi tingkat kota karena dinilai mampu merepresentasikan makna Kota Surabaya.
BACA JUGA: Mendagri Tidak Melarang Pj Kepala Daerah Maju Pilkada 2024, Ada Syaratnya
"Karakter buaya ini menjadi ikon Kota Surabaya dan menampilkan sisi sosial masyarakatnya yang semangat, ramah, dan bijaksana," ucapnya.
Selain itu, maskot tersebut memiliki tampilan yang mengombinasikan antara unsur gaya busana anak muda di era modern dan tradisional.
"Kalau bahasa Suroboyoan-nya ini mbois (keren), pakai kacamata dan baju lengan panjang yang menampilkan sisi kasual, kemudian memakai jari semanggi serta udeng khas Surabaya," ucapnya.
Kreator Si Mbois juga mencantumkan unsur informatif pelaksanaan pilkada berupa surat suara yang lengkap dengan tanggal pelaksanaan, paku untuk mencoblos, tanda tinta di jari tangan kanan, dan logo lembaga KPU.
Selain mengenalkan maskot, KPU Kota Surabaya juga mengenalkan media sosialisasi pilkada lainnya, yakni berupa mars berjudul 'Berani Memilih untuk Surabaya', ciptaan Agus Wahyudi dan jingle 'Dulur Suroboyo Monggo Nyoblos', karya Andre Natalis Putranto.
Sementara itu, salah seorang juri lomba maskot Pilkada Surabaya Wahyu Kokkang mengatakan penetapan Si Mbois melalui tahapan seleksi ketat dan memperhatikan pada sisi keaslian setiap karya yang didaftarkan.
"Peserta awalnya puluhan, terus dikerucutkan menjadi 15 karya dan dipilih enam karya terbaik untuk ditentukan pemenangnya," katanya.
Dia mengatakan verifikasi menjadi hal krusial untuk mencegah adanya peserta yang meniru karya lain menggunakan aplikasi kecerdasan buatan (AI).
"Sebab beberapa kali saya menjadi juri dan adanya AI ini membuat banyak karya tidak original masuk. Kalau di ajang dari KPU Surabaya tidak ada yang terindikasi," katanya.
Kemudian, dia menyebut bahwa Si Mbois ini juga memenuhi unsur cetak. Artinya detail yang ada bisa dengan mudah dijadikan alat sosialisasi dalam bentuk boneka maupun gantungan kunci.
"Ketika maskot sangat detail itu malah salah maka tidak bisa dibuat cenderamata yang berukuran kecil, karena terlalu sulit dicetak," ucap dia. (Antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilbub OKU Selatan 2024: Ini Program Unggulan Heri Martadinata dan Wahab Nawawi
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang