Siagakan Laboratorium Hadapi Ebola

Selasa, 05 Agustus 2014 – 06:37 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus waspada terhadap penyebaran virus Ebola dari Afrika. Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) milik Kemenkes pun telah dipersiapkan guna dapat memeriksa virus yang telah menewaskan lebih dari 700 orang itu.

"Untuk Indonesia Sampai saat ini kita masih waspada. Namun kita sudah sigakan laboratorium. Jadi kalau ada yang memiliki gejala bisa langsung kita periksa," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi saat ditemui di sela halal bihalal pegawai Kemenkes, kemarin (04/08).

BACA JUGA: Gunakan Teknologi Canggih Untuk Pengawasan TKI

Laboratorium Balitbangkes sendiri saat ini telah memiliki kualifikasi BSL 3(Bio Safety Level 3) yang setara dengan laboratorium rujukan milik Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Diperinci oleh Kepala Balitbangkes Kemenkes Tjandra Yoga Aditama, bahwa ada beberapa  metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi virus Ebola ini. pertama dengan menggunakan sistem PCR (Polymerase Chain Reaction). Yang saat ini, lanjutnya, alat, petugas dan prosedurnya telah komplit dimiliki oleh Balitbangkes Kemenkes. Sehingga sangat mumpuni untuk pemeriksaan ebola ini.

BACA JUGA: Arus Urbanisasi Diperkirakan Capai 1,06 Juta Orang

Kemudian, ada pula dengan cara Antibody-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), Antigen detection tests, Serum neutralization test, Reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) assay, Electron microscopy dan Evirus isolation dengan cell culture.

Sementara itu, terkait travel warning ke negara-negara endemik ebola seperti Liberia, Sierra Leone, Nigeria, Guinea sendiri, Menkes mengaku telah melakukan himbauan pada masyarakat. Ia mengatakan, pihaknya telah menjelaskan bahwa negara-negara tersebut saat ini tengah dilanda wabah ebola. Sehingga perlu kewaspadaan yang cukup besar saat bepergian ke sana.

BACA JUGA: SBY Minta Transisi Pemerintahan Dilakukan Pasca Putusan MK

"Namun travel warning, pemberitahuan kalau ada orang "yang mau ke sana kita beritahu. Penularannya melalui cairan tubuh. Sehingga diharapkan sangat hati-hati," jelas Menkes.

Kendati demikian, Menkes optimis penyebaran Ebola ke Indonesia relatif kecil. Pasalnya, menurutnya, hanya segelintir warga negara Indonesia (WNI) yang melakukan perjalanan ke negara di Benua Hitam tersebut.  

Selain itu, hingga kini tak ada penerbangan yang langsung menghubungkan negara endemik ebola dengan Indonesia. "Lalu lintas komunikasi praktis tidak ada," pungkasnya.

Terpisah, hingga saat ini menurut Juru Bicara Kementeria Luar Negeri (Kemenlu) Michael Tene masih belum ada WNI yang terinfeksi virus mematikan ini. Meski tidak menyebut jumlah keseluruhan WNI di negara-negara tersebut, Tene menjamin saat ini mereka bebas dari Ebola. "Sejauh ini tidak ada WNI yang jadi korban (ebola)," ujarnya melalui pesan singkat kemarin. (mia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendaftaran CPNS 2014 Mulai 20 Agustus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler