Siap Kaji Pemindahan Lanud Soewondo

Jumat, 03 Juli 2015 – 07:12 WIB
Hercules. Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Komisi I DPR siap mengkaji kelayakan keberadaan Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo, Medan, pascakecelakaan pesawat Hercules C-130, Selasa (30/6).

Pasalnya, keberadaan lanud yang sebelumnya merupakan Bandara Polonia ini dinilai sudah tidak memungkinkan berada di pusat kota.

BACA JUGA: Bupati Bergelimang Emas yang Mendatangi Istana Negara Itu Banjir Kritikan

“Idealnya memang bandara itu di luar kota. Mungkin sebelumnya itu (Lanud Sewondo,red) berada di luar kota. Namun karena perkembangan kota, akhirnya bandara berada di pusat kota,” ujar anggota Komisi I DPR, Andika Pandu kepada JPNN, Kamis (2/7).

Namun begitu, DPR menurut Pandu perlu melakukan pengkajian terlebih dahulu, terkait kemungkinan perlu tidaknya Lanud Suwondo dipindah. Pengkajian diperlukan dengan melihat Rencana Umum Tata Ruang (RUTR). Setelah itu barulah dapat diputuskan apakah DPR perlu meminta TNI memindah Lanud Soewondo.

BACA JUGA: Gimana nih? Anggota Perbakin Jual Kulit Harimau

“Apakah harus dipindah, kami belum sampai membahas hal-hal seperti. Tapi tentunya akan kami kaji ulang, kami akan lihat RUTR,” ujarnya.

Menurut Pandu, selain perlu dilakukan pengkajian terhadap RUTR, kebijakan memindahkan sebuah Landasan Udara juga harus melihat program kerja pemerintah terkait TNI. Langkah ini untuk memastikan sejauh mana tingkat kebutuhan pemindahan sebuah bandara.

BACA JUGA: Wow! Daerah Ini APBD-nya Rp 2,2 Triliun, Penduduk Hanya 200 Ribu Jiwa

“Langkah-langkah pengkajian perlu dilakukan, karena kebijakan itu tergantung pada jangka pendek, menengah dan panjang. Nanti akan kami rapatkan dan diskusikan dengan kementerian terkait,” ujarnya.

Meski begitu Pandu menegaskan peristiwa kecelakaan Pesawat Hercules C-130 merupakan musibah nasional. Karena itu perlu diambil langkah-langkah khusus, sehingga peristiwa yang sama tidak terulang kembali.

“Bencana kemarin, musibah, seluruh rakyat Indonesia merasakan kesedihan. Itu bencana nasional. Kami menyayangkan hal tersebut, banyak putra terbaik bangsa gugur. Ada orang sipil juga. Ini merupakan tanda semakin harus diperhatikannya alutsista (alat utama sistem pertahanan,red),” ujarnya.

Sebagai langkah awal kata Pandu, TNI diminta tidak lagi membeli barang bekas untuk alutsista. Selain itu, juga harus memperhatikan perawatan seluruh alutsista yang ada. Jangan sampai hanya karena anggaran, sistem pertahanan Indonesia menjadi terabaikan.

“Jadi sebagai langkah pertama, TNI khususnya pada politik anggaran mereka, jangan membeli lagi barang bekas. Harus perhatikan betul pembelian dan perawatannya,” kata Pandu.

DPR kata Pandu nantinya akan juga akan mempertanyakan ke TNI, apakah benar pesawat Hercules yang jatuh, membawa penumpang sipil. Karena jika hal tersebut benar, apalagi dikomersilkan, tidak dibolehkan oleh undang-undang.

“Soal penumpang juga akan jadi bahan pertimbangan. Yang penting fokus pertama saat ini alutsis perlu diperhatikan. Dalam fit and proper test calon Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo memiliki komitmen untuk memperhatikan keseluruhan matra, termasuk pemutakhiran alutsista. Apalagi setelah kejadian (kecelakaan,red), ini merupakan dorongan agar semakin diperhatikan anggaran dan alutsista,” ujarnya.(gir/jpnn)
    

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sempat Pesan ke Istri agar Nikah Lagi bila...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler