Siap-Siap Blacklist Sekolah Nakal

Kamis, 19 Januari 2017 – 09:55 WIB
SNMPTN

jpnn.com - jpnn.com - Pendaftaran beasiswa bidikmisi tahun ini berbarengan dengan SNM PTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) dan SBM PTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri).

Namun, hingga saat ini pemerintah belum menetapkan kuota penerima bidikmisi.

BACA JUGA: Informasi Seputar Beasiswa Bidikmisi 2017

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), misalnya. Tahun lalu mereka mendapatkan jatah 175 mahasiswa penerima bidikmisi.

Mereka disebar ke beberapa jurusan yang menyediakan kuota bagi penerima beasiswa tersebut.

"Ada faktor yang perlu dipertimbangkan. Jadi, jumlahnya per jurusan dibatasi," ujar Kepala Bagian Akademik UINSA Rijalul Faqih kemarin (18/1).

Sejak 2010, UINSA dipercaya memberikan pelayanan bagi mahasiswa peraih beasiswa bidikmisi. Awalnya jumlahnya tidak sampai 100 anak.

Tahun lalu mencapai 175 anak. Keterbatasan kuota membuat UINSA menerapkan seleksi yang cukup ketat.

Pada wisuda 2015, lima di antara 11 anak berprestasi berasal dari mahasiswa bidikmisi.

Yang lain juga bisa menyelesaikan studi sampai empat tahun.

Bahkan, beberapa di antaranya melanjutkan S-2 secara gratis.

Rijal menambahkan, mahasiswa peraih bidikmisi mendapat dana Rp 6 juta per semester.

Anggaran itu digunakan untuk membayar UKT Rp 2,4 juta. Sisanya, Rp 3,6 juta, dipakai sebagai uang saku mahasiswa.

"Jadi kalau dibagi, per bulan mereka punya uang saku Rp 600 ribu," terangnya.

Selama ini ada lima golongan UKT yang dibayarkan mahasiswa sesuai dengan tingkat pendapatan orang tua.

Untuk ilmu agama, UKT berkisar Rp 400 ribu-Rp 2,6 juta. Kecuali pendidikan agama Islam, UKT-nya Rp 400 ribu-Rp 3,25 juta.

Sementara itu, UKT jurusan ekonomi syariah dan science tech sebesar Rp 400 ribu-Rp 4,9 juta.

Penggolongan tersebut sudah ditentukan Kementerian Agama.

"Tahun ini kami masih menunggu surat keputusan dari Kemenag," imbuhnya.

UINSA juga memberikan fasilitas beasiswa bagi calon mahasiswa penghafal Alquran.

Ada 12 prodi agama yang masing-masing siap memberikan kuota 15 kursi bagi penghafal minimal lima juz.

Khusus jurusan ilmu Alquran dan tafsir memberikan syarat minimal harus hafal 10 juz. "Ini untuk penguatan prodi," ucapnya.

Secara terpisah, Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Warsono mengatakan, belum ada keputusan kuota bidikmisi dari pemerintah.

Namun, mahasiswa yang tidak mampu bisa mendaftar bidikmisi. "Diterima atau tidak, urusannya nanti. Ngajukan dulu jadi peserta bidikmisi, lalu diverifikasi," tegasnya.

Dari hasil verifikasi, jika diterima, mahasiswa tersebut tidak membayar.

Penerimaan bidikmisi berlaku untuk jalur SNM PTN dan SBM PTN.

"Kalau jalur mandiri belum," ujarnya. Di tingkat nasional, ada tambahan 50 ribu kuota bidikmisi. Namun, kuota itu belum dibagi.

Dekan Fakultas Ekonomi Unesa Eko Wahjudi menambahkan, tahun lalu ada 300 mahasiswa bidikmisi di fakultasnya.

Berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ada mahasiswa yang ternyata tidak layak untuk menerima beasiswa bidikmisi.

Sebab, kata dia, pihak kampus melakukan verifikasi di lapangan pada semester pertama.

Jumlah mahasiswa yang dialihkan dari bidikmisi kurang dari 10 persen. Itu diketahui dari sistem yang sudah tersedia.

Karena itu, sekolah yang "nakal" dalam mendaftarkan siswanya untuk ikut bidikmisi harus siap-siap di-blacklist pihak kampus.

Sudah ada sekolah yang beberapa tahun terakhir terindikasi berbuat curang dan kini di-blacklist. (ant/puj/c7/nda/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler