jpnn.com - SURABAYA-Pelabuhan siap menerapkan ketentuan tentang pemakaian rupiah dalam bertransaksi. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III sudah menyiapkan rencana untuk menindaklanjuti itu.
Sebelumnya, pemerintah mewacanakan mewajibkan pelabuhan di seluruh Indonesia menggunakan rupiah sebagai mata uang sah dalam bertransaksi.
BACA JUGA: Bursa Global Topang IHSG
Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Edi Priyanto mengatakan sudah menyiapkan rencana kalau wacana tentang kebijakan itu benar-benar direalisasikan. Selama ini pembayaran yang dilakukan dalam mata uang dolar akan disesuaikan.
"Jadi, pembayarannya tetap menggunakan mata uang rupiah, tapi dengan penyesuaian kurs dolar yang berlaku saat itu," ujarnya.
BACA JUGA: Ide Jokowi-JK di Bidang Pertanian Bisa Capai Kedaulatan Pangan
Sebagai badan usaha pelabuhan, pihaknya tidak mempermasalahan perubahan mata uang pembayaran tersebut. Sebab, perubahan itu dinilai tidak berdampak signifikan bagi perseroan.
"Justru yang paling merasakan dampaknya dari kalangan shipping line atau perusahaan pelayaran. Karena semua pembayaran Terminal Handling Charge (THC) pada shipping line," jelas Edi.
BACA JUGA: Harga Telur Ayam Terus Naik
Sebelum ini, sebagian besar pelabuhan menerapkan pembayaran dengan mata uang dolar, terutama untuk pelabuhan internasional. Seperti di lingkungan Pelindo III, transaksi di pelabuhan internasional memakai dolar. Misalnya di Terminal Petikemas Surabaya (TPS), pelabuhan internasional Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) dan Terminal Petikemas Semarang (TPKS).
"Jadi, kalaupun nanti diberlakukan pembayaran pakai rupiah, tidak ada masalah. Asal aturan dan mekanisme jelas," tandas dia. Sebelumnya, mantan Direktur Keuangan Pelindo III Wahyu Suparyono, pernah mengungkapkan, 60 persen pendapatan korporasi dalam bentuk dolar.
Padahal selama ini, pihaknya banyak melakukan investasi dengan menggunakan mata uang dolar.
Misalnya untuk pembelian peralatan penunjang operasional di pelabuhan. Kendati demikian, investasi tersebut justru bisa mengerek Logistic Performance Index (LPI) yang diterbitkan Bank Dunia turut terkerek 20 Maret lalu. Tahun 2012 lalu posisi LPI Pelindo III berada di ranking 59.
Kemudian, Maret 2014 naik ke posisi 53. Demikian juga dengan peningkatan infrastruktur pda tahun 2012 duduk diurutan ke 85, lalu pada Maret 2014 sudah berada di urutan ke 56.
Secara terpisah Public Relation PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), M Solech, mengatakan sebelum aturan tersebut dilaksanakan perlu ada sosialisasi terlebih dulu. "Dengan demikian tidak ada pihak yang dirugikan," kata dia. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Tertipu Amezcua Bio Disc 2 Palsu
Redaktur : Tim Redaksi