Siapa Hendak Gagalkan Pelantikan Jokowi, Berhadapan dengan Rakyat

Minggu, 29 September 2019 – 04:34 WIB
Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/9). Foto:M Fathra Nazrul Islam/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024, tidak perlu dipercepat dari jadwal semula 20 Oktober menjadi 19 Oktober. Apalagi bila alasannya karena maraknya aksi demo mahasiswa.

Pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini meyakini, Presiden Jokowi akan dilantik kembali sebagai presiden terpilih hasil Pemilu 2019, bersama wakilnya Ma'ruf Amin sesuai keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Adi yakin situasi politik belakangan ini tidak akan mengubah agenda nasional itu.

BACA JUGA: Jokowi Pengin Pelantikannya Dipercepat, Begini Respons KPU

"Pasti dilantik. Negara baik-baik saja kok. Jangan hanya karena mahasiswa demo lalu khawatir berlebihan. Yang mau gagalkan pelantikan berhadapan dengan rakyat," kata Adi saat berbincang dengan JPNN, Sabtu (28/9).

Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia ini ini menambahkan, pelantikan presiden terpilih tidak perlu dipercepat, karena siklus 5 tahunan kepemimpinan nasional itu jatuh pada 20 Oktober.

BACA JUGA: Honorer K2 Dukung Demo Mahasiswa, Asalkan Bukan Turunkan Jokowi

"Normal aja seperti sedia kala. Tak perlu dimajukan karena enggak ada alasan urgent," tandasnya. (fat/jpnn)

BACA JUGA: Presiden Jokowi Diminta tidak Merilis Perppu UU KPK, Kenapa?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler