Siapa Paling Layak Benahi PLN?

Selasa, 06 Agustus 2019 – 22:47 WIB
Petugas PLN. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Oleh: Rudi S Kamri, Pegiat Media Sosial

Entah mimpi apa Plt Direktur Utama PT PLN Sripeni Inten Cahyani pada malam Minggu lalu. Sripeni baru saja diangkat menjadi Plt Direktur Utama PT PLN pada Jumat (2/8).

BACA JUGA: Pemadaman Listrik Berjam - Jam, Kok Bisa PLN Kurang Antisipasi

Saat ucapan selamat dari handai taulan dan relasi belum kering, dia harus mendapatkan cobaan mahaberat: Black out di Jakarta dan Jawa Barat!

Pada Senin (5/8), dia mendapat semprotan dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

BACA JUGA: Yakini Sengon Bukan Sebab Tunggal Blackout, Bu Dirut PLN Minta Waktu Tuntaskan Investigasi

BACA JUGA: Yakini Sengon Bukan Sebab Tunggal Blackout, Bu Dirut PLN Minta Waktu Tuntaskan Investigasi

Jokowi layak untuk marah dan kecewa karena untuk perusahaan sebesar PLN contingesty plan dan back-up plan tidak berfungsi dengan seharusnya.

BACA JUGA: Buntut Mati Lampu 4 Agustus, Gaji Karyawan PLN Bakal Dipotong

Apakah ini murni kebobrokan sistem dari PLN atau ada kemungkinan sabotase kelompok tertentu dengan menggunakan kelompok internal PLN?

Ini memang harus dibuktikan melalui investigasi yang serius. Namun, kedatangan Presiden Jokowi ke kantor pusat PLN dengan didampingi Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Purn Hinsa Siburian kuat mengindikasikan kemungkinan tersebut bisa terjadi.

Dengan kompleksitas masalah yang dihadapi oleh PLN selama ini harus diakui sosok dari perempuan lembut kelahiran Pati, 7 Oktober 1968 ini terlalu lemah.

Terlalu banyak jebakan batman dalam birokrasi tubuh PLN yang tidak akan tunduk pada Sripeni Inten Cahyani.

Yang mengenaskan beberapa tahun lalu saat era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ada indikasi kuat Serikat Pekerja PLN telah disusupi oleh virus Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Belum lagi menjalarnya virus korupsi gigantis yang telah lama menggerogoti tubuh PLN.

Pendek kata diperlukan sosok kuat, bersih dan berintegritas tinggi untuk menakhodai kapal besar PLN.

Dalam ingatan saya saat ini ada empat sosok yang cocok menjadi nakhoda baru PLN, yaitu Basuki Tjahaja Purnama (BTP), Budi waseso, M Iriawan alias Iwan Bule, dan Suhendra Hadikuntono.

Keempat sosok ini urat takutnya sudah putus. Selain relatif bersih, keempatnya mempunyai leadership yang kuat dan pantas untuk digunakan sebagai alat presiden untuk membersihkan tubuh PLN dari virus khilafah maupun virus koruptif yang tidak kunjung teratasi.

Keempatnya adalah sosok yang bisa kita andalkan untuk membentengi PLN sebagai salah satu pilar ketahanan nasional, bukan melihat PLN hanya sekadar barang dagangan.

Di antara keempat sosok ideal tersebut di atas, hanya BTP dan Suhendra yang sedang bebas tugas negara.

Buwas sedang menjabat dirut Bulog dan ketua Kwarnas Pramuka. Iwan Bule saat ini sedang menjabat Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas dan kelihatannya sedang mengemban misi negara untuk membersihkan mafia bola di tubuh PSSI.

BTP jelas terkenal tegas dan bersih. Namun, dengan masalah rasial yang pernah dihadapi, sudah pasti akan menimbulkan resistensi dari internal PLN yang terkenal sangar.

Suhendra yang merupakan Ketua Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) relatif bebas beban masa lalu.

Dia memiliki pengalaman memimpin beberapa perusahaan swasta besar dan pengalaman puluhan tahun di dunia intelijen.

Menurut saya, Suhendra sangat layak untuk dipertimbangkan menjadi nakhoda baru PLN.

Singkat kata, perlu audit forensik secara total di tubuh PLN. Kalau tugas ini kemudian dilakukan oleh sosok dari kalangan internal PLN, rasanya tidak akan efektif dan sia-sia.

Diperlukan sosok dari luar yang tegas dan sebaiknya punya pengalaman dan pengetahuan di bidang intelijen untuk mengendus dugaan sabotase kelompok tertentu di tubuh PLN.

Di sisi lain harus dilakukan pembaruan yang menyeluruh dalam sistem operasi PLN agar kejadian black out tidak kembali berulang.

Tanpa langkah ekstrem dan menyeluruh dari Jokowi untuk membenahi, tidak akan bisa menyehatkan kembali PLN.

Seperti kata presiden bahwa orang-orang pintar secara teknis sudah banyak di tubuh PLN.

Tinggal dicari figur yang kuat dan bersih untuk menggerakkan dan memberdayakan semua sumber daya yang ada di dalam tubuh PLN.

Saran saya untuk tugas ini jangan dibiarkan dikerjakan sendiri oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.

Beberapa kesalahan yang dilakukan oleh Rini dalam penunjukan direksi BUMN sudah bisa dijadikan catatan penting agar presiden turun tangan langsung dalam penunjukan nakhoda baru PLN.

Figur nakhoda baru yang tepat dari PLN yang merupakan BUMN superstrategis ini sangat ditunggu oleh masyarakat.

Jangan lagi masyarakat dicekoki oleh informasi lucu tentang pohon sengon yang dituduh secara semena-mena sebagai biang kerok black out. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi VII DPR Akan Memantau Investigasi PLN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler