Siapa Presiden Korsel Yoon Suk-yeol, Mimpi Buruk Koruptor yang Dijuluki Ayam Petarung?

Senin, 09 Mei 2022 – 23:54 WIB
Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol berbicara dalam konferensi pers untuk memberitahu tentang rencana relokasi kantor presiden di kantor tim transisi di Seoul, Korea Selatan, Minggu (20/3/2022). Jung Yeon-je/Pool via REUTERS/pras/cfo (REUTERS/POOL)

jpnn.com, SEOUL - Yoon Suk-yeol akan dilantik sebagai presiden Korea Selatan (Korsel) besok, Selasa (10/5). Politikus konservatif yang pernah bermimpi menjadi seorang pendeta itu dijuluki "ayam petarung" karena kegigihannya sebagai jaksa.

Terpilih pada Maret 2022, mantan jaksa agung berusia 61 tahun itu baru secara resmi memasuki situasi dan lingkup kegiatan politik Korea ketika ia menyatakan pencalonannya sebagai presiden pada Juni tahun lalu.

BACA JUGA: Korsel Lantik Presiden Baru, Amerika Cuma Utus Suami Wapres, China Bagaimana?

Pencalonan Yoon itu terjadi setelah dia dirayu oleh kelompok konservatif karena menunjukkan sifat yang tidak kenal kompromi saat mengajukan kasus tuduhan suap terhadap seorang pembantu utama Presiden Moon Jae-in.

Digambarkan oleh rekan-rekannya sebagai orang yang bersemangat dan suka berteman, Yoon berjuang untuk memerangi korupsi dan menciptakan lapangan permainan ekonomi yang lebih seimbang sambil mengupayakan sikap yang lebih keras terhadap Korea Utara.

BACA JUGA: Bu Mega Kunjungi Korsel, Ada Agenda yang Sangat Penting, Baru Pertama Kali

Pengangkatan Yoon sebagai jaksa agung pada 2019 terjadi setelah ia berkecimpung dalam pelayanan hukum selama lebih dari dua dekade, yakni saat ia memenjarakan banyak orang di seluruh spektrum politik nasional karena kasus korupsi.

Lahir pada 1960 di Seoul, Yoon lulus dari sebuah sekolah dasar misionari, di mana dia mengaku memendam ambisi untuk menjadi seorang pendeta, sebelum akhirnya memutuskan untuk belajar hukum atas saran ayahnya, yang adalah seorang profesor ekonomi terkenal.

BACA JUGA: Wow! Pertumbuhan Ekonomi RI Menyalip China, Amerika, hingga Korsel

Namun, Yoon cukup lambat untuk bergabung ke kantor kejaksaan karena ia lulus ujian pengacara sudah pada upayanya yang kesembilan pada 1991.

Yoon suka berteman dan bersosialisasi sambil minum-minum, dan masih mempertahankan hubungan lama dengan teman-teman yang sekarang menduduki jabatan penting di pemerintahan dan perusahaan, kata sejumlah asisten Yoon kepada Reuters.

Mengingat jalannya yang unik menuju jabatan tertinggi di Korsel, Yoon mengatakan dalam sebuah acara televisi baru-baru ini: "Saya tidak terlalu cemas dan tidur nyenyak selama kampanye, tetapi sejak pemilihan, saya telah berjuang untuk dapat tidur dengan nyenyak."

"Menurut saya kesepian adalah arti dari menjadi seorang presiden ... Anda tahu, mantan Presiden Amerika Serikat Harry Truman memiliki tanda di mejanya yang berbunyi 'Uang berhenti di sini'," ujarnya.

Sebagai seorang jaksa, sifat Yoon yang keras dan kepatuhannya pada peraturan membantunya menaiki tangga karier pada beberapa waktu tertentu.

Namun, rekam jejaknya saat menimbulkan kebencian dari tokoh-tokoh kuat juga mengakibatkan beberapa penurunan pangkat selama masa kariernya.

Bahkan, Yoon justru dengan bercanda mengatakan masa penurunan pangkat itu memberinya lebih banyak waktu untuk melatih keterampilan memasaknya.

Etos pribadinya yang menonjol tampak dalam sidang pada 2013 yang membuat sejumlah gelombang di Seoul. Saat itu Yoon mengatakan kepada para anggota parlemen Korsel: "Saya tidak setia kepada siapa pun". Dia menekankan kepatuhannya pada hukum, bukan kepada orang-orang yang berkuasa. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler