Siapa pun Pendamping Jokowi, Pilpres Dua Putaran

Minggu, 04 Mei 2014 – 17:45 WIB
Joko Widodo alias Jokowi. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA--Siapapun pasangan cawapres Jokowi, Pilpres 2014 diyakini bakal berjalan dua putaran.  Hal ini disampaikan oleh Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas dalam jumpa pers dan diskusi ‘Koalisi untuk Capres’ di Jakarta, Minggu, (4/5).

Menurut Abbas ini terjadi karena sejumlah nama yang digadang-gadang akan mendampingi Jokowi tak cukup kuat menyokong PDI Perjuangan (PDI-P)  untuk menang telak. "Jadi tidak dapat satu putaran," ujar Abbas.

BACA JUGA: PKS Dorong Pemilu 2019 Sistem Proporsional Tertutup

Ini disampaikan Abbas berdasarkan hasil survey nasional SMRC yang dilakukan dengan menggunakan populasi survei pemilih pemula ke atas dengan jumlah sampel 2.040, namun yang valid untuk dianalisis mencapai 2.015 sampel.  

Dalam survey itu dibuat simulasi tiga pasangan capres-cawapres. Terdapat tiga pasangan yang bakal bertarung pada pilpres yakni Jokowi-Mahfud MD, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dan Aburizal Bakrie (ARB)-Wiranto.

BACA JUGA: Akbar dan Priyo Punya Peluang Dampingi Prabowo

Menurutnya, jika pilpres diadakan sekarang, maka pasangan Jokowi-Mahfud akan unggul mencapai 47,6 persen, Prabowo-Hatta 27,4 persen, ARB-Wiranto 12,2 persen, dan sebanyak 12,9 persen menjawab belum tahu.

Situasi juga tidak jauh berubah jika Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla . Pasangan ini hanya akan meraih 46,1 persen berdasarkan survey tersebut. Sedangkan dengan Ryamizard Ryacudu suara yang diraih hanya mencapai 41,8 persen.

BACA JUGA: Berpasangan dengan Siapa Saja, Suara Ical Tetap Terendah

"Meskipun Jokowi menang mayoritas, jumlah dukungannya dari survei ini justru kian menurun. Makanya bisa jadi ada putaran kedua," katanya.

Menurutnya,  di antara sejumlah nama yang dianggap layak maju sebagai wapres untuk Jokowi, hanya dengan Mahfud MD dapat meraih elektabilitas tinggi mengalahkan pasangan Prabowo.

"Kalau wakil Jokowi adalah Mahfud MD, selisih angka dengan Prabowo membesar secara signifikan. Prabowo melemah.  Dengan kata lain Mahfud punya efek positif dan signifikan mengalahkan Prabowo. Jika wakilnya JK efeknya kurang signifikan, selisihnya sedikit membesar," jelasnya.

Situasi sebaliknya terjadi bagi Prabowo. Jika peluang Jokowi tetap tinggi kendati dipasangkan dengan sosok-sosok tersebut, sedangkan dengan siapapun mantan Danjen Kopassus itu berpasangan, semisal dengan Ketum PAN Hatta Rajasa, atau Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher), hasilnya tidak mampu mengalahkan Jokowi.

"Aher tidak banyak membantu Prabowo mengalahkan Jokowi. Efek Aher dan Hatta bagi Prabowo kurang lebih sama,"  tandas Abbas. (flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertemu Jokowi, KH Munif Usul Ada Lagi Fraksi TNI/Polri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler